JAKARTA – Badan Penerbangan Federal (FAA) memberikan tanggapan mengenai surat keluhan yang dikeluarkan SpaceX. Menurut FAA, SpaceX memang perlu didenda karena pelanggaran yang perusahaan itu lakukan.
Mengenai penanganan masalah atau pemberian lisensi yang lambat, FAA menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena SpaceX harus beroperasi dalam tingkat keselamatan tertinggi. Terlebih lagi, perusahaan milik Elon Musk itu sudah beroperasi selama puluhan tahun.
"Mereka sudah ada sekitar 20 tahun dan menurut saya, mereka perlu beroperasi pada tingkat keselamatan tertinggi," kata Administrator FAA Mike Whitaker di Sidang DPR AS, dikutip dari Reuters. "Itu termasuk mengadopsi program (sistem manajemen keselamatan)."
Whitaker menekankan bahwa SpaceX telah melakukan pelanggaran yang sangat fatal, yaitu meluncurkan roket tanpa izin sebanyak dua kali. Salah satu peluncurannya membawa satelit broadband Satria-1 atau PSN Satria milik pemerintah Indonesia pada Juni tahun lalu.
Sementara itu, terkait penundaan jadwal peluncuran Starship kelima, FAA menyalahkan perusahaan tersebut. Whitaker menjelaskan bahwa SpaceX gagal menyelesaikan analisis ledakan sonik dari peluncuran sebelumnya dalam waktu yang sudah ditentukan.
BACA JUGA:
"Penundaan peluncuran Starship ada hubungannya dengan pengajuan permohonan SpaceX dan tidak mengungkapkan bahwa mereka telah melanggar hukum Texas dan federal dalam beberapa hal, dan itu merupakan persyaratan untuk mendapatkan izin," ujar Whitaker.
Di sisi lain, SpaceX masih menyalahkan FAA. Perusahaan itu membantah klaim Whitaker selama Sidang DPR berlangsung. Bahkan, pihak SpaceX mengatakan bahwa, "Setiap pernyataan yang dibuatnya (Whitaker) tidak benar."
SpaceX belum memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai klaim Whitaker. Namun, setelah perusahaan itu didenda sebesar 633 ribu dolar AS (Rp9,5 miliar) oleh FAA, perusahaan itu menyatakan bahwa mereka merupakan penyedia jasa peluncuran paling aman.