Bagikan:

JAKARTA - BlackRock, salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, telah memicu gelombang besar investasi senilai 8,9 miliar Dolar AS (Rp137 triliun) ke dalam dunia tokenisasi. Tokenisasi, yang memungkinkan aset tradisional diubah menjadi token digital dan diperdagangkan di blockchain, kini menjadi salah satu fokus utama banyak bank besar dunia. Langkah ini diperkirakan akan semakin mempercepat adopsi teknologi ini, membawa perubahan signifikan dalam cara aset keuangan dikelola dan diperdagangkan.

Permintaan klien yang semakin tinggi telah mendorong bank-bank global untuk terjun ke dunia tokenisasi. Bank raksasa seperti State Street, yang mengelola aset sebesar 4,1 triliun Dolar AS (Rp63 kuadriliun), baru-baru ini menjalin kemitraan dengan platform kripto dan tokenisasi Taurus. Tak hanya State Street, Deutsche Bank, Santander, dan Caceis—salah satu kustodian aset terbesar di Eropa—juga mulai mengadopsi tokenisasi sebagai bagian dari strategi mereka.

Menurut Lamine Brahimi, salah satu pendiri Taurus, keputusan BlackRock untuk memasuki dunia tokenisasi awal tahun ini memicu banyak pelanggan bank lain untuk meminta layanan serupa. Bank-bank tersebut bahkan rela menginvestasikan puluhan juta dolar untuk membangun infrastruktur yang diperlukan agar bisa bersaing dalam ekosistem digital baru ini.

Tokenisasi menawarkan dua keunggulan utama bagi lembaga keuangan: kecepatan dan efisiensi modal. Brahimi mencontohkan bahwa, dalam pengaturan tradisional, transfer dana pasar uang antar bank membutuhkan waktu dua hari. Namun, dengan tokenisasi, proses tersebut bisa selesai hanya dalam 25 detik.

Selain itu, tokenisasi memberikan peluang bagi bank untuk memasuki metode distribusi baru melalui teknologi kripto. Kesuksesan stablecoin telah menunjukkan bahwa ada permintaan yang besar untuk aset tradisional yang ditokenisasi, yang bisa diperdagangkan dengan lebih cepat dan efisien di blockchain. Dikutip dari DL News, Ian De Bode, kepala strategi di platform aset dunia nyata Ondo, menjelaskan bahwa pertumbuhan cepat stablecoin telah mendorong bank untuk melihat tokenisasi sebagai jalan masa depan.

Menurut data dari rwa.xyz, tokenisasi kredit swasta telah tumbuh sebesar 39% pada tahun ini, mencapai nilai 8,9 miliar Dolar AS (Rp137 triliun). Secara keseluruhan, nilai aset yang ditokenisasi, termasuk utang Treasury AS dan komoditas seperti emas, kini mencapai lebih dari 11,9 miliar Dolar AS (Rp183 triliun).

Dengan adanya kejelasan regulasi di Eropa dan negara lain, banyak manajer aset mulai meluncurkan layanan tokenisasi secara lebih agresif. Roger Bayston, kepala aset digital Franklin Templeton, memperkirakan bahwa permintaan untuk dana uang yang ditokenisasi bisa mencapai nilai pasar 169 miliar Dolar AS (Rp2,6 kuadriliun) dalam beberapa tahun mendatang, menyaingi pasar stablecoin.