Bagikan:

JAKARTA - Setelah sembilan hari berturut-turut mengalami aliran keluar bersih, Exchange-Traded Funds (ETF) Ethereum berbasis spot akhirnya mencatatkan aliran masuk bersih sebesar 5,8 juta Dolar AS (sekitar Rp89 miliar). Ini menjadi sinyal positif pertama setelah periode panjang tekanan jual yang melanda produk keuangan berbasis Ethereum tersebut.

Menurut data dari SoSoValue, ETF ETHA yang dikelola oleh BlackRock mencatatkan aliran masuk terbesar, mencapai 8,4 juta Dolar AS (sekitar Rp129 miliar). Ini menempatkan BlackRock sebagai pemenang utama di tengah pergerakan pasar yang kembali menguntungkan Ethereum. Selain itu, ETF FETH dari Fidelity juga menunjukkan kinerja yang positif dengan aliran masuk sebesar 1,3 juta Dolar AS (sekitar Rp20 miliar), yang turut mendongkrak aliran masuk bersih di pasar.

Namun, tidak semua ETF Ethereum meraih hasil positif. ETF ETHE milik Grayscale justru mengalami aliran keluar sebesar 3,8 juta Dolar AS (sekitar Rp58 miliar), menunjukkan bahwa masih ada tekanan jual yang signifikan meskipun tren keseluruhan mulai berbalik.

Menurut informasi Crypto News, periode aliran keluar bersih selama sembilan hari yang dialami oleh ETF Ethereum merupakan yang terpanjang sejak produk-produk ini mulai diperdagangkan bulan lalu. Dalam lima minggu pertama sejak diluncurkan, ETF Ethereum telah mencatatkan aliran bersih hampir 500 juta Dolar AS (sekitar Rp7,7 triliun). Para analis dari JP Morgan sebelumnya telah memperkirakan bahwa ETF Ethereum mungkin akan mengalami arus yang lebih lemah dibandingkan dengan ETF Bitcoin, mengingat tidak adanya fitur staking dan likuiditas yang lebih rendah.

Sementara itu, ETF Bitcoin berbasis spot juga menghadapi tantangan dengan total aliran keluar bersih mencapai 105 juta Dolar AS (sekitar Rp1,6 triliun) pada hari Rabu. ETF GBTC dari Grayscale mencatat aliran keluar sebesar 7,979 juta Dolar AS (sekitar Rp122 miliar), diikuti oleh Grayscale mini ETF BTC dengan 8,771 juta Dolar AS (sekitar Rp135 miliar), dan ARKB sebesar 59,27 juta Dolar AS (sekitar Rp913 miliar).

Dalam perkembangan terkait, BlackRock terus memperluas penawarannya dalam dunia kripto dengan meluncurkan ETF Ethereum di bursa saham Brasil, B3, pada 28 Agustus 2024. ETF yang diberi kode ticker ETHA39 ini tersedia bagi investor ritel maupun institusional di Brasil. Produk ini diperdagangkan melalui depositary receipt, sebuah jenis sekuritas yang mewakili saham dalam perusahaan atau dana asing, yang umumnya diperdagangkan dalam mata uang lokal dan didukung oleh aset asli.

ETF ini dijual dengan harga sepertiga dari nilai aslinya untuk pasar Brasil, sehingga lebih mudah diakses oleh investor lokal. Biaya pengelolaan ditetapkan sebesar 0,25% per tahun, konsisten dengan tarif di AS, namun akan dikurangi menjadi 0,12% selama tahun pertama atau hingga dana tersebut mencapai 2,5 miliar Dolar AS (sekitar Rp38,5 triliun) dalam aset yang dikelola.

Langkah ini mengikuti peluncuran iShares Bitcoin Trust dari BlackRock di Brasil sebelumnya, yang juga ditawarkan melalui depositary receipt. “IBIT adalah ETF dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah selama periode tiga bulan, menunjukkan permintaan yang signifikan dari pasar,” kata Cristiano Castro, direktur BlackRock di Brasil.