JAKARTA - Ethereum (ETH) sebagai aset kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar diprediksi melampaui 5.000 dolar AS atau setara Rp80 juta per koin dalam waktu dekat. Laporan terbaru menyebutkan penyebabnya, yaitu meningkatnya permintaan institusional yang berpotensi mendongkrak harga ETH.
Menurut firma intelijen pasar CryptoQuant, aktivitas di jaringan Ethereum menunjukkan lonjakan yang signifikan. Dalam catatan yang dirilis Kamis 12 Desember, perusahaan tersebut mencatat bahwa aliran dana ke produk exchange-traded funds (ETF) berbasis ETH mencapai rekor tertinggi. Pada pekan lalu saja, investor global menyuntikkan dana segar sebesar 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp19,2 triliun) ke dalam produk investasi Ethereum.
Pada Jumat, harga Ethereum berhasil melampaui 4.000 dolar AS (Rp64 juta) untuk pertama kalinya sejak Maret. Kenaikan ini didukung oleh permintaan tinggi terhadap ETF Ethereum, yang mencatat arus masuk bersih harian terbesar lebih dari 428 juta dolar AS yang setara Rp6,8 triliun pada 5 Desember, menurut data dari CoinGlass.
Melansir Decrypt, CEO Plume Chris Yin menilai bahwa metrik valuasi saat ini mengindikasikan potensi Ethereum untuk mencapai 5.000 dolar AS jika dinamika permintaan dan penawaran terus berlanjut.
BACA JUGA:
CryptoQuant juga mencatat bahwa aktivitas harian di blockchain Ethereum terus menunjukkan tren positif. Jumlah transaksi harian berada di kisaran 6,5 hingga 7,5 juta sepanjang tahun ini, naik signifikan dibandingkan rata-rata 5 juta transaksi per hari tahun lalu.
"Aktivitas jaringan yang lebih tinggi menandakan peningkatan penggunaan dan permintaan terhadap kapabilitas Ethereum," tulis laporan tersebut.
Hal ini mencerminkan adopsi yang semakin luas dari aplikasi terdesentralisasi (dApps), termasuk bursa kripto terdesentralisasi yang digunakan untuk memperdagangkan aset spekulatif seperti meme coin dan stablecoin. Baik koin meme maupun stablecoin telah memicu peningkatan daya tarik publik sejak pasar kripto kembali menunjukkan pertumbuhan nilai kapitalisasi pada tahun ini.