JAKARTA - Bittime, platform investasi aset kripto yang resmi terdaftar di Indonesia, menilai saat ini terdapat beberapa altcoin dan memecoin yang layak dipantau setelah Bitcoin halving selesai.
Seperti diketahui, Bitcoin halving telah selesai dilaksanakan pada 20 April lalu. Halving adalah aktivitas yang terjadi setiap empat tahun sekali dan ditunggu semua pelaku pasar aset kripto. Dalam masa ini, imbalan atas penambangan aset kripto Bitcoin akan dipotong.
Bitcoin halving juga akan membatasi pasokan koin BTC, yang secara total sudah ditentukan sebanyak 21 juta koin. Sesuai hukum ekonomi, berkurangnya pasokan dengan permintaan yang banyak akan membuat harga terkerek.
CEO Bittime Ryan Lymn mengatakan, secara historikal Bitcoin halving akan membuat pasar aset kripto menguat dalam jangka menengah hingga panjang. Ia menyatakan, meskipun halving termasuk peristiwa yang gegap gempita, pasar sebaiknya jangan berharap kenaikan yang terjadi instan.
“Patut dipahami bahwa penguatan pasar aset kripto pasca Bitcoin halving bukan hal yang instan. Jika melihat data historikal, maka penguatan akan berjalan dalam jangka menengah dan panjang. Dan itu menurut kami adalah yang bagus, dibandingkan dengan fluktuasi pendek semata,” ungkapnya, Senin 29 April.
Ryan menambahkan, sisi menarik dari halving adalah adanya kemungkinan pergeseran performa ke altcoin dan memecoin. Hal ini yang dapat membuat pelaku pasar aset kripto tetap bisa memaksimalkan performa portofolionya.
“Yang menarik dari pasar aset kripto adalah, ketika koin-koin utama masih mencoba menyesuaikan diri dengan halving, terdapat aset kripto lain yang mampu menjadi alternatif dengan menunjukkan performa yang baik,” ungkapnya.
Product Manager Bittime, Fransiskus Bupu Awa Du’a mengatakan pihaknya telah memantau kondisi pasar dari mulai sebelum halving hingga peristiwa itu selesai. Ia menilai banyak dinamika yang terjadi di halving kali ini, dibandingkan sebelumnya.
“Tim riset Bittime memantau pasar aset kripto setiap waktu, dan banyak hal menarik pada halving kali ini. Salah satunya adalah pada kali ini harga Bitcoin (BTC) mampu mencetak rekor tertinggi sebelum halving terjadi. Berbeda dengan sebelumnya,” ujarnya.
Fransiskus menjelaskan, hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat daya dorong Bitcoin tidak begitu besar pasca halving. Apalagi saat ini terjadi banyak sentimen lain dari mulai makro ekonomi hingga geo-politik terkait situasi yang memanas di Timur Tengah.
“Menariknya, ketika daya dorong Bitcoin pasca halving tampak tidak optimal, terdapat beberapa proyek lain yang mampu memberikan antusiasme pasar. Kami menilai, proyek-proyek inilah yang patut dipantau setelah halving tahun ini,” jelasnya.
Hedera (HBAR)
Hedera adalah jaringan blockchain publik yang memanfaatkan hashgraph, sebuah algoritma konsensus alternatif untuk blockchain tradisional, yang menawarkan kecepatan dan keamanan tinggi tanpa mengorbankan prinsip desentralisasi. Proyek ini dirancang untuk mendukung aplikasi pada skala enterprise dan telah menarik berbagai kolaborasi industri baik di bidang tokenisasi real world assets (RWA) maupun proyek central bank digital currency (CBDC).
Dalam sepekan terakhir, Hedera mencatat kenaikan signifikan sebesar 46 persen. Peningkatan ini terjadi setelah pengumuman tokenisasi produk pasar uang milik BlackRock ICS US Treasury di blockchain Hedera, yang menunjukkan adopsi dan penerapan praktis dari teknologi mereka.
Ondo Finance (ONDO)
Ondo Finance adalah proyek DeFi yang bertujuan mempermudah akses ke produk keuangan berbasis blockchain, dengan fokus pada tokenisasi real world assets (RWA) serta menyediakan likuiditas dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi. Ondo bekerja untuk membuat produk keuangan tingkat institusi lebih mudah diakses bagi investor perorangan dengan disponsori oleh beberapa korporasi keuangan seperti Blackrock, Pacific Investment Management Company (PIMCO).
Token ONDO telah menunjukkan pertumbuhan positif, naik hingga 10 persen dalam sepekan terakhir, refleksi dari minat yang tinggi terhadap inovasi dalam tokenisasi aset dunia nyata melalui teknologi blockchain.
Akash Network (AKT)
Akash Network mengoperasikan platform komputasi awan (cloud) terdesentralisasi yang bertujuan memberikan alternatif yang lebih murah dan lebih terbuka dibandingkan penyedia cloud konvensional. Platform ini memungkinkan orang untuk memanfaatkan kapasitas komputasi yang tidak terpakai di seluruh dunia.
Akash Network mencatat kenaikan harga sebesar 28 persen dalam sepekan terakhir, yang menegaskan posisinya sebagai pemimpin potensial dalam penyediaan solusi cloud desentralisasi yang efisien dan memiliki skalabilitas baik.
Pepe (PEPE)
Pepe adalah token yang terinspirasi dari meme internet populer, yang kini berusaha memperoleh legitimasi dan adopsi lebih luas di dunia kripto. Proyek ini terus menarik perhatian seiring dengan tren meme yang menjadi lebih populer dalam investasi kripto.
Pepe mencatat lonjakan harga sebesar 49 persen dalam sepekan terakhir, terutama setelah pengumuman bahwa Coinbase Derivatives, salah satu bursa crypto terbesar di US akan memasukkan futures Pepe dalam daftar perdagangan mereka. Hal tersebut dianggap sebagai validasi besar bagi token ini di pasar yang lebih luas.
Shiba Inu (SHIB)
Shiba Inu adalah meme koin yang terkenal sebagai "Dogecoin Killer" dan bagian dari ekosistem yang lebih luas yang mencakup token lain dan proyek-proyek terdesentralisasi. Ini adalah token berbasis meme yang telah berkembang dan memiliki komunitas kripto yang cukup besar.
Token SHIB mendapatkan kenaikan harga 16 persen selama sepekan menjelang peluncuran Shibarium, hard fork yang dijadwalkan pada 2 Mei, yang diharapkan akan meningkatkan skalabilitas dan fungsi jaringan, memicu ketertarikan dan investasi baru dalam token.
Untuk diketahui, Bittime telah beroperasi sejak 2022 dan saat ini menyediakan ratusan aset kripto dengan biaya transaksi dan biaya admin murah. Selain itu, Bittime juga memiliki fitur-fitur produk yang menarik demi memenuhi kebutuhan pengguna. Yang terkini, Bittime me-listing beberapa koin yang tengah digandrungi pasar, antara lain TNSR, OMNI, CTC, NEON, dan CFG.