Bagikan:

JAKARTA - Para peneliti Kaspersky baru-baru ini menemukan kampanye penipuan baru, yang memanfaatkan berita seputar penangkapan pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov, di bandara Prancis.  

Dalam penipuan ini, para pelaku penipu meluncurkan kampanye spam, dengan mendistribusikan email palsu dan menyamar sebagai organisasi hak asasi manusia yang melakukan penggalangan dana untuk pembelaan hukum Durov dan kampanye global awareness

Mereka mendesak penerima untuk berkontribusi pada tujuan tersebut dengan menyumbang ke salah satu dari beberapa dompet kripto tertentu, termasuk BTC, ETH, dan TRX. 

Tapi pada kenyataannya, para korban akhirnya kehilangan uang mereka karena para penipu, dan tim Pavel Durov belum mengumumkan upaya penggalangan dana resmi apa pun.

Untuk melewati filter spam, Kaspersky menemukan bahwa penipu mengubah kata-kata mereka, menghindari pengulangan, dan menggunakan sinonim seperti "membantu" dan "mendukung" atau "menyumbangkan" dan "mengumpulkan dana." 

Selain itu, nama organisasi pendanaan yang dimaksud juga berubah setiap kali terdapat email yang mengaku mewakili Human Rights Defenders Network (HRDN), sementara yang lainnya menyamar sebagai Digital Rights Advocacy Network (DRAN).

Untuk menghindari menjadi korban penipuan ini, pakar keamanan email di Kaspersky Andrey Kovtun menyarankan agar semua orang bisa berpikir lebih kritis dan memeriksa ulang sebelum mengirim uang donasi ke mana pun. 

"Selalu andalkan komunikasi resmi dan sumber berita terverifikasi. Jangan pernah mempercayai email yang ditulis dalam bahasa dan format primitif, terutama jika tim resmi belum mengumumkan upaya penggalangan dana apa pun,” tambah Andrey.