Bagikan:

JAKARTA - Sebuah studi terbaru Kaspersky yang berjudul “Excitement, Superstition, and Great Insecurity – How Global Consumers Engage with the Digital World" mengungkapkan 61 persen konsumen percaya bahwa identitas orang yang sudah meninggal sangat rentan terhadap pencurian identitas. 

Di sisi lain, 35 persen responden meyakini dan dapat menerima penciptaan kembali identitas digital seseorang yang telah meninggal melalui foto, video, atau kenang-kenangan lainnya. Namun, 38 persen responden lain tidak setuju akan hal itu. 

Mengingat risiko penyalahgunaan identitas ini, Anna Larkina, pakar analisis konten web di Kaspersky berpendapat bahwa langkah bijak yang bisa diambil adalah dengan meningkatkan privasi dan melindungi identitas digital.

Tetapi, untuk lebih memperkuat privasi pengguna, Kaspersky menyarankan beberapa kiat-kiat berikut:

  1. Menggunakan solusi keamanan modern memudahkan pemantauan data pribadi apa yang diproses aplikasi dan juga membatasi pengumpulan data bila perlu.
  2. Menjaga sistem operasi, browser, dan perangkat lunak keamanan tetap mutakhir akan membuat perbedaan. Pembaruan sering kali menyertakan patch untuk kerentanan keamanan yang berpotensi dieksploitasi.
  3. Karena tidak semua layanan daring menjelaskan data apa yang mereka kumpulkan dan bagaimana mereka menggunakannya, mengikuti petunjuk Online Privacy Checker akan membantu membatasi jumlah informasi yang dibagikan secara daring.

"Dengan melakukan hal itu, individu dapat memastikan bahwa kehadiran daring mereka tetap aman tanpa mengurangi bentuk rasa hormat, apa pun yang terjadi,” pungkas Anna.