JAKARTA - China, yang mendominasi pasar kendaraan listrik global, kini mengejar Tesla dalam perlombaan membangun robot humanoid bertenaga baterai yang diharapkan dapat menggantikan pekerja manusia di lini produksi kendaraan listrik.
Pada Konferensi Robot Dunia yang diadakan di Beijing pekan ini, lebih dari 30 perusahaan China memamerkan robot humanoid yang dirancang untuk bekerja di pabrik dan gudang, bersamaan dengan bagian presisi buatan China yang diperlukan untuk membangunnya.
Dorongan China ke industri robot humanoid yang berkembang ini mengikuti formula yang sama dengan yang digunakan dalam pengembangan kendaraan listrik lebih dari satu dekade lalu: dukungan pemerintah, persaingan harga yang ketat dari banyak pendatang baru, dan rantai pasokan yang dalam.
"Industri robot humanoid di China menunjukkan keunggulan yang jelas dalam integrasi rantai pasokan dan kemampuan produksi massal," kata Arjen Rao, analis di LeadLeo Research Institute yang berbasis di China.
BACA JUGA:
Upaya robotika ini didukung oleh kebijakan Presiden China, Xi Jinping, yang menekankan pengembangan "kekuatan produktif baru" dalam teknologi. Beijing meluncurkan dana negara senilai 1,4 miliar dolar AS untuk robotika pada Januari, sementara Shanghai mengumumkan rencana untuk membentuk dana industri humanoid sebesar 1,4 miliar dolar AS (Rp21,5 triliun) pada Juli lalu.
Perusahaan seperti Tesla dan kompetitor China memimpin inovasi ini. Tesla, yang pertama kali memperkenalkan robot humanoid Optimus pada 2021, telah membuat dampak besar. Tesla berencana memproduksi 1.000 unit Optimus pada tahun depan, yang diharapkan akan bekerja di pabriknya. Meskipun robot Optimus masih dalam tahap awal, perusahaan-perusahaan China seperti UBTECH Robotics dan Shanghai Kepler Exploration Robotics tidak tinggal diam. Mereka juga berencana untuk memproduksi robot humanoid dalam skala besar dan siap bersaing dalam pasar ini.
Meskipun perkembangan pesat sedang berlangsung, para analis memperkirakan butuh waktu setidaknya 20 hingga 30 tahun sebelum robot humanoid dapat diterapkan secara luas di berbagai industri. Namun, langkah awal menuju masa depan ini sudah mulai terlihat di berbagai pameran dan uji coba di China, yang menunjukkan potensi besar dalam mengintegrasikan robot humanoid ke dalam proses produksi.