Bagikan:

JAKARTA – Laboratorium Atom Dingin NASA, fasilitas penelitian pertama di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), berhasil menggunakan sains kuantum di ruang angkasa melalui alat yang disebut interferometer atom.

Untuk pertama kalinya, Anggota tim sains Cold Atom Lab menggunakan atom ultra-dingin atau atom mendekati suhu nol mutlak untuk mengukur getaran halus di ISS. Partikel ini dapat mendeteksi berbagai perubahan yang ada di lingkungan sekitar ISS.

Fasilitas ini juga mengandalkan alat kuantum bernama interferometer atom untuk mengukur gravitasi, medan magnet, dan lainnya. Hasil pengamatan interferometer atom akan digunakan untuk mempelajari sifat dasar gravitasi dan memajukan teknologi.

Cold Atom Lab merupakan laboratorium sebesar kulkas mini untuk memajukan ilmu kuantum di Orbit Rendah Bumi (LEO). Fasilitas kecil yang diluncurkan pada tahun 2018 itu memiliki beberapa alat di dalamnya dan interferometer atom hanya salah satunya.

Jason Williams, Ilmuwan Cold Atom Lab di Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA, mengatakan bahwa penggunaan interferometer atom di stasiun luar angkasa merupakan tantangan yang sangat besar. Namun, para ilmuwan berhasil melakukannya.

"Mencapai tonggak sejarah ini merupakan tantangan yang sangat besar, dan keberhasilan kami tidak selalu mudah diraih," kata Williams, dikutip dari situs resmi NASA. "Dibutuhkan dedikasi dan jiwa petualang dari tim untuk mewujudkannya."

Alat yang diandalkan Cold Atom Lab memiliki sensor berbasis ruang angkasa yang bisa mengukur gravitasi dengan tepat. Bahkan, sensor ini bisa digunakan untuk hal lainnya seperti mengungkapkan komposisi planet dan bulan yang ada di tata surya.

Jika alat kuantum ini bisa mengukur gravitasi dengan tepat, para ilmuwan yakin bahwa alat ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang sifat dari materi gelap dan energi gelap. Hingga saat ini, dua zat tersebut masih menjadi misteri kosmologi.

"Interferometri atom juga dapat digunakan untuk menguji teori relativitas umum Einstein dengan cara baru,” kata Cass Sackett, Peneliti Utama Cold Atom Lab. "Teknologi ini dapat membantu kita mengisi celah-celah tersebut dan memberi kita gambaran tentang realitas yang kita huni.”