Bagikan:

JAKARTA – Kantor Inspektur Jenderal (OIG), pengawasan internal, NASA mengkritik Boeing atas tindakan mereka selama mengerjakan roket Space Launch System (SLS). Pasalnya, OIG menemukan kelalaian serius.

Melalui laporan yang dirilis pada 8 Agustus lalu, OIG mengatakan bahwa mereka menemukan masalah pada pembuatan SLS versi Blok 1B. Roket ini tidak memiliki sistem manajemen mutu yang baik dan dikerjakan oleh tenaga kerja yang kurang terlatih.

Masalah ini ditemukan setelah OIG bekerja sama dengan Defense Contract Management Agency (DCMA) untuk memantau tahap inti dan tahap atas SLS. Berdasarkan temuan DCMA, SLS berulang kali mengalami masalah pada kontrol kualitas.

"Tindakan Boeing dalam menangani ketidakpatuhan kontrak tidak efektif dan perusahaan secara umum tidak responsif dalam mengambil tindakan korektif ketika masalah kontrol kualitas yang sama terulang kembali," kata OIG dalam laporannya.

OIG menjelaskan bahwa DCMA telah mengeluarkan 71 permintaan tindakan perbaikan (CAR) selama dua tahun pengembangan SLS, mulai September 2021 hingga September 2023. Dari 71 permintaan, 24 di antaranya merupakan CAR level 2.

Level yang lebih tinggi ini menunjukkan bahwa SLS sempat mengalami masalah yang sangat serius hingga tidak bisa diperbaiki. Level 2 juga merujuk pada penggunaan perangkat keras keselamatan yang penting.

Ini merupakan jumlah CAR yang sangat tinggi untuk program penerbangan antariksa, khususnya pada tahap pengembangan. Pengerjaan SLS hampie mendapatkan CAR level 3, tetapi NASA memutuskan untuk menggunakan metode tindakan korektif alternatif.

Laporan OIG juga menjelaskan bukti kelalaian pengembangan SLS yang sempat mereka lihat secara langsung. Pada April tahun lalu, saat OIG melakukan kunjungan lokasi, tangki oksigen cair yang seharusnya digunakan di tahap inti SLS masih dipisahkan.

Tangki ini perlu diselesaikan terlebih dahulu karena pengelasan yang tidak memenuhi spesifikasi. Pejabat NASA mengatakan kepada OIG bahwa, "masalah pengelasan muncul karena teknisi Boeing yang tidak berpengalaman dan pengawasan perintah kerja yang tidak memadai."

Atas berbagai masalah yang ditemukan, OIG mengkritik pengelolaan Boeing terhadap bagian utama SLS Blok 1B, yaitu Tahap Atas Eksplorasi (EUS). Padahal, pengelolaan EUS menghabiskan lebih dari separuh biaya pengembangan untuk Blok 1B.

"Mengingat manajemen mutu Boeing dan tantangan tenaga kerja terkait, kami khawatir faktor-faktor ini berpotensi memengaruhi keselamatan pesawat ruang angkasa SLS dan Orion, termasuk awak dan kargonya," ucap OIG dalam laporannya.