JAKARTA - Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah mengajukan tuntutan terhadap Novatech Ltd. dan pendirinya, Cynthia dan Eddy Petion, atas dugaan menjalankan skema penipuan kripto senilai 650 juta Dolar AS (Rp10 triliun).
Tuntutan ini mencakup tuduhan bahwa Novatech mengoperasikan program investasi aset kripto berbasis multi-level marketing (MLM) yang sebagian besar dana investornya digunakan untuk membayar investor yang sudah ada dan komisi kepada para promotor, bukan diinvestasikan sesuai janji mereka.
Menurut SEC, skema ini berlangsung dari tahun 2019 hingga 2023, di mana Novatech menarik investor dengan janji menguntungkan dana mereka melalui investasi di pasar aset kripto dan valuta asing. Namun, kenyataannya, hanya sebagian kecil dana yang benar-benar diinvestasikan, sementara mayoritasnya disalahgunakan untuk membayar investor sebelumnya dan komisi promotor.
BACA JUGA:
Selain Cynthia dan Eddy Petion, SEC juga menuntut beberapa promotor utama Novatech, termasuk Martin Zizi, Dapilinu Dunbar, dan James Corbett, atas peran mereka dalam memperluas skema ini. Para promotor ini diduga terus merekrut investor meskipun sudah mengetahui adanya tanda-tanda bahaya, termasuk tindakan regulasi terhadap Novatech.
Tuntutan hukum ini diajukan di Pengadilan Distrik Selatan Florida, dengan SEC mencari hukuman, pengembalian keuntungan, dan perintah permanen terhadap para terdakwa. Salah satu promotor, Martin Zizi, telah setuju untuk menyelesaikan sebagian tuntutan dengan membayar denda sipil sebesar 100.000 Dolar AS (Rp1,5 miliar) dan bersedia menerima larangan permanen dari pelanggaran di masa depan, tanpa mengakui atau menyangkal tuduhan tersebut.
Dikutip dari Bitcoin.com News, Direktur Kantor Regional SEC Fort Worth, Eric Werner, menyatakan bahwa tindakan Novatech dan para Petion telah menyebabkan kerugian yang tidak terhitung jumlahnya bagi puluhan ribu korban di seluruh dunia.
"Sebagaimana kami tuduhkan, skema MLM sebesar ini memerlukan promotor untuk menggerakkannya, dan tindakan hari ini menunjukkan bahwa kami akan meminta pertanggungjawaban tidak hanya kepada arsitek utama dari skema besar ini, tetapi juga kepada para promotor yang menyebarkan penipuan mereka dengan secara ilegal meminta korban".