Bagikan:

JAKARTA - Tether, penerbit stablecoin terkemuka, berencana untuk menggandakan jumlah karyawannya hingga pertengahan tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memperkuat kepatuhan terhadap undang-undang regulasi yang semakin ketat. Rencana ambisius ini disampaikan oleh CEO Tether Holdings Ltd., Paolo Ardoino, dalam wawancaranya dengan Bloomberg baru-baru ini.

Menurut Ardoino, Tether akan menambah staf hingga mencapai total 200 karyawan, terutama di departemen keuangan yang saat ini mengelola sekitar 115,5 miliar dolar AS (Rp1.848 triliun). Ardoino juga menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk tetap efisien dalam operasinya, meskipun akan ada penambahan jumlah karyawan. “Kami sangat bangga dengan efisiensi kami dan kami ingin tetap efisien karena fleksibilitas adalah kunci dalam industri ini,” ujarnya.

Tether juga berupaya memperketat pengawasan terhadap aktivitas ilegal yang melibatkan produk stablecoin-nya di pasar sekunder. Ardoino menekankan pentingnya penggunaan berbagai alat otomatisasi dalam memantau aktivitas yang mencurigakan.

Tether sendiri telah mengukuhkan posisinya sebagai raksasa finansial, dengan laporan keuangan terbaru menunjukkan keuntungan sebesar 5,2 miliar dolar AS (Rp83,2 triliun) pada paruh pertama tahun 2024. Capaian ini diperoleh meskipun jumlah karyawan Tether relatif kecil dibandingkan dengan penyedia layanan aset virtual lainnya seperti Coinbase dan Binance.

Pada Juli lalu, Tether membekukan alamat jaringan Tron yang menyimpan sekitar 29,62 juta USDT (Rp474 miliar), yang diduga terkait dengan Huione Guarantee, sebuah pasar online yang digunakan oleh operator penipuan di Asia Tenggara. Sebelumnya, pada Mei 2024, Tether mengumumkan kemitraan dengan platform keamanan data blockchain Chainalysis untuk mengembangkan alat pemantauan aktivitas pasar sekunder yang melibatkan dana ilegal.

Dalam wawancaranya dengan Forbes, Ardoino mengungkapkan bahwa keuntungan yang dicapai perusahaan telah melampaui ekspektasi awalnya. Sejak menjabat sebagai CEO, Ardoino telah membawa Tether berkembang lebih dari sekadar penerbit stablecoin. Perusahaan ini telah menginvestasikan lebih dari 2 miliar dolar AS (Rp32 triliun) dalam dua tahun terakhir di berbagai startup, termasuk Northern Data Group dan Bitdeer Technologies Group, sebuah perusahaan teknologi yang terdaftar di AS.

Ke depannya, Tether berencana untuk terus melakukan investasi berani di berbagai bidang seperti kecerdasan buatan dan telekomunikasi, sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya.