Bagikan:

JAKARTA - Dewan pembuat undang-undang di Rusia meloloskan RUU pada Selasa, 30 Juli, yang memungkinkan bisnis untuk menggunakan aset kripto dalam perdagangan internasional. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menghindari sanksi Barat yang diberlakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir dari Crypto News, Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia, memberikan persetujuan awal terhadap undang-undang tersebut. Undang-undang ini memungkinkan bisnis menggunakan aset kripto untuk perdagangan lintas batas dan diharapkan mulai berlaku pada September mendatang.

Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina, mendukung undang-undang ini dan menyatakan bahwa transaksi aset kripto pertama akan terjadi sebelum akhir tahun ini.

“Ini adalah keputusan bersejarah di bidang keuangan,” kata Anatoly Aksakov, kepala Duma, kepada para legislator.

RUU ini mengharuskan bank sentral untuk menciptakan infrastruktur “eksperimental” untuk pembayaran aset kripto, meskipun rincian spesifik dari infrastruktur ini belum diumumkan. RUU ini adalah bagian dari paket yang lebih luas yang mencakup regulasi penambangan aset kripto dan sirkulasi aset digital lainnya. Namun, undang-undang ini tidak akan mencabut larangan pembayaran menggunakan aset kripto yang saat ini berlaku di Rusia.

Keterlambatan pembayaran internasional telah berdampak signifikan pada ekonomi Rusia, menyebabkan penurunan impor sebesar 8% pada kuartal kedua 2024. Meskipun Rusia telah berupaya beralih ke mata uang mitra dagangnya dan mengembangkan sistem pembayaran alternatif dalam kelompok ekonomi berkembang BRICS, banyak transaksi masih dilakukan dalam dolar dan euro melalui sistem SWIFT internasional.

Risiko sanksi sekunder telah meningkat, memaksa bank di negara-negara yang berdagang dengan Rusia untuk memperketat prosedur kepatuhan mereka. “Risiko sanksi sekunder telah meningkat. Mereka membuat pembayaran untuk impor menjadi sulit, dan itu mempengaruhi berbagai jenis barang,” kata Nabiullina.

Mati Greenspan, CEO Quantum Economics, berkomentar bahwa langkah Rusia untuk menerima kripto adalah logis karena transaksi bitcoin “tidak dapat disensor atau diblokir oleh pemerintah atau bank mana pun.” Ia menambahkan bahwa sebelumnya, Rusia tidak ingin memberikan kebebasan transaksi semacam itu kepada warganya, tetapi sekarang penggunaan Bitcoin dalam perdagangan sehari-hari telah menjadi sangat umum sehingga tidak memungkinkan Rusia untuk mengabaikannya.