Bagikan:

JAKARTA – Delta Air Lines, maskapai penerbangan tertua dan terbesar di Atlanta, menggugat Microsoft dan CrowdStrike atas gangguan teknologi pada 19 Juli. Perusahaan itu menuntut ganti rugi.

Saat jutaan perangkat Windows mengalami Blue Screen of Death (BSOD) di seluruh belahan dunia, Delta merupakan salah satu perusahaan yang terdampak. Ada ribuan penerbangan yang dibatalkan dan kerugiannya mencapai 500 juta dolar AS (Rp8,1 triliun).

Selama bertahun-tahun, Delta mengandalkan infrastruktur teknologi dari Microsoft karena dianggap sebagai salah satu yang terbaik. Namun, pandangan ini berubah setelah perangkat Windows yang Delta gunakan tidak bisa beroperasi untuk waktu yang lama.

Saat pembaruan perangkat lunak dari CrowdStrike menyebabkan masalah pada 15 juta perangkat Windows, perangkat dari Apple masih beroperasi dengan baik. Melihat perbedaan kondisi ini, CEO Delta Ed Bastian memuji Apple dan mengkritik Microsoft.

"Menurut saya, mereka (Microsoft) mungkin merupakan platform yang paling rapuh dalam bidang itu. Kapan terakhir kali Anda mendengar tentang gangguan besar di Apple?" kata Bastian, dikutip dari wawancara CNBC.

Meski mengalami kerugian yang sangat besar karena menjadi perusahaan yang paling lama pulih dari bug CrowdStrike, Bastian mengatakan bahwa Delta akan tetap menjalin kemitraan dengan Microsoft. Perusahaan itu hanya akan menuntut ganti rugi.

Bastian pun memberikan peringatan kepada Microsoft untuk lebih berhati-hati terhadap teknologinya. Jika insiden serupa kembali terjadi di masa depan, Delta mungkin tidak akan memaafkan kesalahan Microsoft.