Bagikan:

JAKARTA – Sebagai penyedia cloud eksklusif milik OpenAI, Microsoft terus mendorong bisnis Kecerdasan Buatan (AI) berbasis cloud miliknya. Penjualan model OpenAI ini berjalan dengan lancar dan menguntungkan.

Banyak perusahaan yang membeli model OpenAI melalui Microsoft, salah satunya TikTok. Perusahaan ini rela membayar dengan nominal yang besar, bahkan setara dengan seperempat pendapatan dari divisi cloud Microsof hanya untuk menggunakan model OpenAI.

Berdasarkan laporan The Information, sumber terdekat Microsoft yang melihat langsung dokumen keuangan internal perusahaan mengatakan bahwa TikTok membayar hampir 20 juta dolar (Rp324 miliar) per bulan. Pembelian ini dilakukan pada Maret lalu.

Jumlah yang dibayarkan TikTok hampir mencapai 25 persen dari total pendapatan bisnis cloud Microsoft. Dengan begitu, TikTok merupakan salah satu pelanggan cloud AI terbesar jika dilihat dari nominal yang mereka bayarkan.

TikTok membutuhkan model OpenAI karena mereka tidak memiliki model bahasa besar (LLM). Perusahaan itu sempat ingin mengembangkan LLM menggunakan teknologi OpenAI secara diam-diam, tetapi hal ini telah menyalahi aturan yang ditetapkan.

Seluruh model AI yang dikeluarkan OpenAI tidak boleh digunakan untuk mengembangkan model apa pun yang dapat bersaing dengan produk dan layanan milik perusahaan tersebut. Setelah menyelidiki potensi pelanggaran, OpenAI menangguhkan akun ByteDance.

Induk perusahaan TikTok itu mengatakan kepada CNN pada akhir tahun lalu bahwa mereka menggunakan modelnya dengan sangat terbatas. Setelah akunnya ditangguhkan OpenAI, mereka mungkin mencari alternatif dan memutuskan untuk membeli model OpenAI melalui Microsoft.