Apakah Kehidupan di Mars Bisa Terwujud? Elon Musk dan Ilmuwan NASA Sepakat: Bisa!
Wahana antariksa Starship yang dikembangkan SpaceX, perusahaan milik Elon Musk (Futurism)

Bagikan:

JAKARTA - Sejak enam tahun lalu, kita, manusia yang menghuni Bumi, sudah bisa mendapatkan gambaran mengenai Mars. Planet keempat dari tata surya yang penuh bebatuan, gersang, dan bukit terjal. Dan visi Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, adalah membawa manusia untuk menghuni planet tersebut.

Elon Musk pertama kali mengumumkan rencana besarnya itu pada tahun 2016 silam. Menurutnya, adalah hal yang memungkinkan untuk membawa ribuan manusia ke planet terdekat dalam sepuluh tahun mendatang.

“Ini bukan tentang manusia yang pindah ke planet Mars, tapi membentuk sistem multiplanet,” terang Musk pada International Astronautical Congress di Guadalajara, Mexico, tahun 2016 silam.

Menurutnya, sistem multiplanet dibutuhkan untuk meminimalisir resiko eksistensi serta mengembangkan jiwa petualangan. Dan jika melihat target waktunya, Musk cukup ambisius. Satu hal yang juga sudah dia akui.

Lantas, akankah kehidupan di Mars benar-benar bisa terwujud?

Nasa: Bisa Banget!

Ketika diwawancarai USA Today, ilmuwan NASA Jim Green mengungkapkan bahwa manusia pasti bisa menghuni planet Mars di masa depan. Jim mengemukakan bahwa pendapat itu didapat setelah pihaknya menemukan sel yang bisa bertahan hidup di Planet Merah.

“Kini, kita pun memandang Mars sebagai lokasi yang lebih baik bagi kehidupan. Dan penemuan kami menunjukkan hasil yang lebih baik,” terang Jim.

Menurut Jim, Mars lebih mirip Bumi dibandingkan planet lain dalam tata surya. Hal itulah yang membuat Mars semakin menarik untuk dijadikan pilihan kedua bagi umat manusia.

Di samping itu, planet ini juga memiliki keindahannya tersendiri. Mars memiliki ngarai raksasa yang lebarnya sama dengan lebar Amerika Serikat. Juga ada gunung berapi yang ukurannya selebar Arizona, salah satu negara bagian dari Amerika Serikat.

Sejak wawancara tersebut dibuat pada tahun 2018, kini sudah ada tiga lembaga antariksa yang meluncurkan pesawatnya menuju Mars. Antara lain lembaga milik Amerika Serikat, China, dan Uni Emirat Arab.

Perlombaan menuju Mars menjadi tujuan baru dari penjelajahan angkasa yang dimulai sejak era Perang Dingin. Di mana Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba untuk menancapkan benderanya di Bulan.

Rencana Musk untuk Menghuni Mars

Musk mengakui jika jadwal yang dia buat berkaitan dengan rencanannya menuju Mars masih belum jelas. Namun, ketika diwawancarai National Geographic pada tahun 2016, Musk menyatakan jika pihaknya akan menuju planet Mars pada pertengahan tahun 2020.

Kini, tahun 2020 sudah lewat. Sedangkan Musk masih berkutat mengujicoba roket Starship, yang sedianya akan dipakai sebagai kendaraan menuju antariksa.

Meskipun begitu, jadwal yang ditetapkan oleh Musk tetap tercapai. Satu per satu. Dimulai dari pembuatan roket berukuran raksasa, yang oleh SpaceX disebut sebagai Sistem Transportasi Antar-Planet.

Pesawat tersebut bisa diisi oleh astronot dan diluncurkan di atas pendorong berukuran 39 kaki, sekira 11,8 meter. Pendorong ini mampu menghasilkan tenaga dorong sebesar 28 juta pon. Menggunakan mesin 42 Raptor, pendorong pun bakal mempercepat dorongan hingga mencapai 5,374 mil per jam.

Kini, setelah diujicoba hingga sepuluh kali, wahana antariksa Starship akhirnya bisa mendarat kembali –sebuah langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa pesawat benar-benar bisa mendarat dengan aman di planet lain.

Ya, Musk baru sampai tahap pengembangan wahana. Dan masih butuh beberapa tahun untuk mewujudkan rancangannya dalam mendaratkan manusia pertama di Mars. Lalu, akankah hal itu terwujud? Baiknya biar waktu yang menjawab hal itu.