JAKARTA - Rusia dikabarkan telah menjalin kerja sama dengan China dalam proyek pembangunan stasiun internasional di Bulan atau International Lunar Scientific Station. Badan antariksa di kedua negara tersebut mengumumkan kesepakatan itu pada Selasa, 9 Maret.
Seperti diketahui ruang angkasa menjadi topik pembicaraan hangat dalam beberapa Bulan terakhir. Bahkan Rusia sempat mempertimbangkan untuk ikut berpartisipasi dalam program Gateway NASA dalam membuat stasiun luar angkasa di Bulan bersama dengan sejumlah negara lain.
Faktanya, Rusia lebih memilih bermitra dengan China untuk membuat stasiun luar angkasa di Bulan. Artinya, NASA mendapat pesaing dalam proyek tersebut. International Lunar Scientific Station besutan Rusia dan China ini merupakan “komplek fasilitas riset eksperimental yang dibuat di permukaan dan / di orbit Bulan,” ujar Roscosmos dalam sebuah pernyataan.
Stasiun ini akan dibuat untuk mendukung berbagai penelitian “dengan kemungkinan operasi jangka panjang tanpa awak dengan tujuan menghadirkan manusia di Bulan,” tambah pernyataan tersebut.
China telah memilih proyeknya sendiri ketimbang bekerja sama dengan NASA untuk menempatkan infrastrukturnya di Bulan. Mereka juga telah mengirim robot penjelajah Chang’e untuk melakukan sejumlah misinya di Bulan, termasuk pendaratan pertama di sisi jauh Bulan dan misi pengambilan sampel permukaan Bulan pada Desember lalu.
Kerja sama tersebut ditandatangani secara virtual oleh kepala Badan Antariksa China, Zhang Kejian dan kepala Badan Antariksa Rusia, Dmitry Rogozin. Hal ini menandai perkembangan terbaru dalam upaya Beijing untuk menjelajahi Bulan.
BACA JUGA:
Rusia dan China Ingin Saingi NASA
China dan Rusia akan bersaing dengan NASA. Sebelumnya, Badan Antariksa Amerika Serikat itu dilarang menjalin kerja sama dengan China berdasarkan undang-undang yang disahkan dalam kongres pada 2011 lalu. Di sisi lain, Rusia yang sudah menjalin kemitraan dalam waktu yang cukup lama dengan NASA untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), enggan memperpanjang kemitraannya dengan badan antariksa AS, NASA.
NASA telah menjalin kerja sama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA), Kanada, dan Jepang untuk membangun stasiun luar angkasa di bulan yang bernama Lunar Gateway. NASA sempat meminta Rusia untuk bergabung dalam proyek tersebut, namun Roscosmos menolaknya karena berbagai pertimbangan pada Desember lalu.
“NASA mempresentasikan nota kesepahaman Rusia-Amerika kepada Roscosmos mengenai kerja sama dalam proyek Gateway. MoU menyarankan agar Roscosmos berkomitmen untuk menyediakan modul airlock kru,” ujar juru bicara Roscosmos.
“Setelah mempelajari rancangan dokumen, partisipasi pihak Rusia terhadap volume yang disarankan oleh mitra AS dianggap tidak praktis.”
Rusia langsung mengalihkan perhatiannya pada ambisi China dalam proyek penjelajahan Bulan. Gayung bersambut, Rusia menjadikan kerja sama dengan China sebagai “prioritas utama” sebagaimana yang dihimpun dari The Verge.