Bagikan:

JAKARTA - Wazirx, bursa kripto terkemuka di India, tengah menghadapi tantangan berat pasca serangan siber yang merugikan penggunanya hingga lebih dari Rp3,68 triliun. Meski begitu, Wazirx bergerak cepat untuk mengembalikan kepercayaan pengguna dan memulihkan operasional platform.

Serangan siber tersebut diketahui telah menyebabkan pencurian aset kripto dari dompet pengguna. Saat ini, Wazirx masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap sumber pelanggaran keamanan. Meskipun mesin penandatangan mereka dipastikan aman, pihak bursa masih menelusuri kemungkinan celah lainnya.

Liminal, layanan infrastruktur penjagaan aset digital yang disebut-sebut terkait dengan dompet yang diretas, membantah keterlibatan mereka. Liminal menegaskan bahwa pelanggaran tersebut terjadi di luar ekosistem mereka dan platform mereka tetap aman.

Wazirx sejauh ini memastikan bahwa dana dalam bentuk rupee (INR) tidak terpengaruh. Untuk aset kripto, bursa berencana menggelar jajak pendapat guna menentukan nasib dana pengguna. Jajak pendapat ini akan melibatkan seluruh pengguna dan keputusannya akan menentukan pendekatan pembukaan kembali platform untuk penarikan, deposit, dan perdagangan.

Nischal Shetty, salah satu pendiri Wazirx, mengungkapkan bahwa jajak pendapat tersebut sedang dalam persiapan dan pelaksanaannya diharapkan bisa segera dilakukan. Ia juga tengah berkonsultasi dengan pihak hukum untuk memastikan legalitas dan kerangka waktu pembukaan kembali platform jika hasil jajak pendapat positif.

Shetty turut memaparkan beberapa opsi yang mengemuka terkait penanganan aset kripto pengguna, seperti pembukaan bertahap dengan token terkunci, pemulihan aset yang hilang, pembakaran token dengan keuntungan bursa, pengembangan kasus penggunaan baru untuk token, hingga airdrop dari proyek kripto baru.

Upaya Wazirx untuk melibatkan pengguna melalui jajak pendapat dan mencari solusi terbaik bersama komunitas menjadi sorotan tersendiri. Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen Wazirx untuk mengembalikan kepercayaan pengguna dan memulihkan keamanan platform pasca serangan siber.