Bagikan:

JAKARTA - Hacker yang menyerang Radiant Capital dilaporkan telah memindahkan hampir seluruh aset kripto curian, senilai sekitar Rp813 miliar (sekitar 52 juta Dolar AS), ke jaringan Ethereum. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan platform DeFi dalam melindungi aset pengguna dan memperkuat kerentanan yang ada dalam sistem.

Dilansir dari Crypto Potato, PeckShield, pada 24 Oktober, mengungkap bahwa hacker berhasil memindahkan sekitar 20.500 token ETH dari jaringan Arbitrum dan Binance’s BNB Chain ke Ethereum. Serangan ini bukan hanya merugikan Radiant Capital, tetapi juga mengguncang kepercayaan investor di sektor decentralized finance (DeFi) yang tengah berkembang pesat.

Serangan ini pertama kali terdeteksi oleh Ancilia Inc., sebuah perusahaan keamanan blockchain. Radiant Capital awalnya kehilangan sekitar Rp281miliar (sekitar 18 juta Dolar AS) dari likuiditas mereka di jaringan Binance. Hacker kemudian memperluas serangan ke pool DeFi di Arbitrum, sehingga memperparah kerugian.

Pelaku berhasil menguasai wallet multi-signature yang mengamankan dana Radiant dengan menguasai kunci private–tiga dari sebelas penandatangan, memungkinkan mereka untuk memperbarui kontrak platform dan mentransfer kepemilikan.

Kejadian ini bukan yang pertama kali, pada Januari, Radiant Capital juga menjadi korban peretasan yang mengakibatkan kerugian sekitar Rp70 miliar (sekitar 4,5 juta Dolar AS). Sejak itu, Radiant berkolaborasi dengan penegak hukum AS, termasuk FBI, serta perusahaan keamanan siber seperti SEAL911 dan ZeroShadow untuk memulihkan dana yang hilang.

Namun, langkah hacker memindahkan dana ke Ethereum menambah kesulitan pemulihan. Radiant mengakui bahwa teknik peretasan yang digunakan sangat canggih dan mungkin tidak dapat diatasi oleh langkah-langkah keamanan yang baru.

Pemindahan dana curian ke Ethereum sering kali menjadi langkah terakhir sebelum mencuci uang melalui crypto mixers seperti Tornado Cash. Situasi ini mengingatkan pada peretasan terkenal terhadap WazirX, di mana hacker memindahkan hasil curian sebesar Rp3,6 triliun (sekitar 235 juta Dolar AS) dalam beberapa tahap sejak Juli.