Bagikan:

JAKARTA - Performa Bitcoin (BTC) dalam satu pekan terakhir menunjukkan performa yang mengesankan dengan kenaikan harga lebih dari 12 persen. 

Bahkan, Bitcoin sempat mencapai titik tertinggi mingguan di angka sekitar 68.295 dolar AS (Rp1,1 miliar) pada Senin, 22 Juli lalu. 

Menurut trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur, salah satu faktor utama yang mendukung momentum bullish ini adalah antisipasi peluncuran perdagangan ETF Ethereum spot pertama di Amerika Serikat. 

Namun, ketika ETF Ethereum resmi diperdagangkan pada Selasa, 23 Juli, mengapa Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan tetap stabil?

Menurut Fyqieh, reli BTC baru-baru ini telah menemui hambatan di sekitar level 68.200 dolar AS (Rp1,1 miliar) yang menunjukkan bahwa para investor dan trader sedang menjual pada posisi tersebut. 

Menurutnya, para pelaku pasar akan berusaha mendorong BTC di bawah 66.000 dolar AS (Rp1,07 miliar) yang dapat memicu penurunan yang signifikan.

"Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, seperti pengembalian Bitcoin oleh Mt. Gox. Kekhawatiran bahwa pasokan BTC yang berlebih dapat mempengaruhi harga di pasar cukup beralasan," kata Fyqieh.

Selain itu, dia menambahkan, “pemerintah AS baru-baru ini memindahkan BTC senilai US$4 juta ke Coinbase Prime, menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan penjualan”

Dampak Jangka Pendek dan Prospek Masa Depan

Dalam jangka pendek, Fyqieh memprediksi bahwa penurunan harga BTC sebagian besar disebabkan oleh kekhawatiran tentang pasokan BTC yang berlebih akibat pengembalian dana Mt. Gox dan spekulasi terkait transaksi pemerintah AS. Peluncuran ETF yang berfokus pada shorting BTC juga dapat berkontribusi pada volatilitas pasar.

Namun, Fyqieh menambahkan, "Meskipun ketidakstabilan pasar dalam jangka pendek, penyelesaian masalah besar seperti pengembalian dana Mt. Gox bisa menjadi positif untuk pasar kripto secara keseluruhan. Dengan selesainya pengembalian dana, pasar bisa mendapatkan stabilitas lebih besar dan berpotensi mengalami kenaikan di masa depan."

Investor perlu mempertimbangkan dinamika pasar dan situasi makroekonomi yang sedang berlangsung, seperti hasil pemilu AS dan potensi perubahan kebijakan pemerintah terhadap kripto.