JAKARTA - Pasar kripto mengalami guncangan dalam 24 jam terakhir dengan harga Bitcoin yang turun lebih dari 1.400 dolar AS (Rp22.400.000) hanya dalam waktu dua jam. Penurunan ini membuat kerugian harian Bitcoin mencapai 2,1%. Harga BTC merosot menjadi sekitar 65.891 dolar AS (Rp1.054.256.000).
Beberapa faktor turut memengaruhi pergerakan pasar ini, antara lain dimulainya pembayaran kreditur Mt. Gox dan peluncuran ETF Ether yang tidak mampu mengangkat harga.
Mt. Gox, sebuah bursa kripto yang bangkrut pada 2014, telah mulai membayar kembali krediturnya dengan lebih dari 140.000 Bitcoin, senilai sekitar 8,5 miliar dolar AS (Rp136 triliun). Pada 23 Juli, bursa ini memindahkan lebih dari 47.500 Bitcoin, yang bernilai hampir 3,2 miliar dolar AS (Rp51,2 triliun), ke dua alamat yang tidak dikenal. Menurut grup Telegram kreditur Mt. Gox, beberapa kreditur mulai menerima pembayaran Bitcoin dan Bitcoin Cash di bursa kripto Kraken pada 23 Juli.
Proses pembayaran kembali ini telah lama dinanti, dengan kreditur menunggu lebih dari satu dekade. Selama waktu tersebut, harga Bitcoin telah melonjak lebih dari 10.000%. Ketakutan akan pasokan tambahan Bitcoin yang masuk ke pasar dan berpotensi dijual telah memberikan tekanan negatif pada pasar.
Selain itu, Hong Kong meluncurkan produk Bitcoin futures inverse pertama di Asia pada 23 Juli. Produk CSOP Bitcoin Future Daily (-1x) Inverse ini menawarkan cara bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari penurunan harga Bitcoin. Alat baru ini untuk bertaruh melawan Bitcoin bisa meningkatkan aktivitas jual dan menekan harga lebih lanjut.
BACA JUGA:
Pasar kripto juga menyaksikan likuidasi besar-besaran posisi long. Lebih dari 159 juta dolar AS (Rp2,544 triliun) posisi long dilikuidasi dalam 24 jam menjelang 24 Juli, dibandingkan dengan 40 juta dolar AS (Rp640 miliar) likuidasi posisi short.
Khusus untuk Bitcoin, lebih dari 24 juta dolar AS (Rp384 miliar) posisi long dilikuidasi dibandingkan dengan 13,93 juta dolar AS (Rp222,88 miliar) posisi short. Penjualan paksa aset untuk keluar dari posisi long ini meningkatkan tekanan jual di pasar yang sudah bearish.
Pada hari yang sama, ETF Ether mulai diperdagangkan, berpotensi menarik investor institusi baru ke pasar kripto. Meski analis memperkirakan adopsi akan lebih lambat dibandingkan ETF Bitcoin, perkembangan ini memperkenalkan dinamika baru ke pasar dan bisa menyebabkan volatilitas yang meningkat untuk Ether dalam jangka pendek.
Situasi pasar saat ini semakin rumit oleh faktor politik. Keputusan Presiden Biden untuk mundur dari pencalonan presiden memperkenalkan ketidakpastian ke pasar. Investor menunggu lebih banyak informasi tentang sikap Wakil Presiden Kamala Harris terhadap kripto dan dampaknya pada pemilihan.
Meskipun terjadi penurunan saat ini, beberapa katalis potensial bisa mendukung pasar kripto dalam beberapa bulan mendatang. Bitcoin halving baru-baru ini pada bulan April dan persetujuan ETF Bitcoin awal tahun ini sudah memberikan dampak positif.
Pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November, dengan kandidat pro-kripto Trump yang saat ini diunggulkan untuk menang, bisa menjadi katalis positif lain bagi kripto.