Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin telah mengalami lonjakan harga yang luar biasa beberapa minggu terakhir. Pada Selasa, 23 Juli pukul 08:00 WIB, Bitcoin (BTC) diperdagangkan di harga 67.495 dolar AS (Rp1,09 miliar). 

Bahkan, Bitcoin sempat diperdagangkan di atas 68.000 dolar AS atau sekitar Rp1,1 miliar pada Senin, 22 Juli melonjak dari sekitar 63.500 dolar AS atau Rp1,02 miliar pada tanggal 15 Juli lalu.

Menurut Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, kenaikan harga Bitcoin ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk isu politik, inflow ETF Bitcoin Spot, antusiasme ETF Ethereum, dan indikator ekonomi serta data inflasi.

Panji mengatakan bahwa peristiwa upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan Presiden Donald Trump dan pengunduran diri Presiden Joe Biden dari pemilu AS adalah faktor utama yang memengaruhi kepercayaan investor. 

“Selain itu, rumor bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) akan segera menyelesaikan kasus besar berpotensi memberikan dorongan tambahan pada pasar kripto,” ungkap Panji dalam pernyataannya. 

Selain itu, Panji menambahkan, ETF Bitcoin Spot juga memainkan peran penting dalam kenaikan harga baru-baru ini. Pekan lalu, ETF ini menghasilkan arus masuk sekitar 1,24 miliar dolar AS selama lima hari perdagangan, menunjukkan penutupan positif sepanjang tiga pekan terakhir. 

Lonjakan investasi ini memberikan momentum besar pada pergerakan harga Bitcoin, memperkuat keyakinan investor terhadap aset digital ini.

Selain Bitcoin, Panji melihat Ethereum (ETH) juga mendapat manfaat dari sentimen pasar yang positif secara keseluruhan, meskipun pada tingkat yang lebih rendah. Di mana antisipasi seputar ETF Ethereum spot, yang akan mulai diperdagangkan pada 23 Juli, berkontribusi pada keuntungan pasar. 

Pada Selasa, 23 Juli, harga ETH mengalami kenaikan sebesar 6 persen selama seminggu terakhir, mencerminkan sentimen bullish yang meluas di pasar kripto.