Bagikan:

JAKARTA - Empat studio gim Indonesia merayakan kelulusan program Indie Games Accelerator (IGA) 2024 bersama 21 studio game lain dari delapan negara di Asia-Pasifik yang diselenggarakan di Bangalore, India.

Adapun keempat studio gim dari Indonesia itu di antaranya adalah Algorocks, Dreams Studio, Lentera Nusantara dan Own Games.

Melalui program ini, pengembangan gim tersebut tidak hanya sebatas pada kualitas teknis, namun juga target jangkauan pengguna yang semakin luas.

Umumnya, studio gim indie lebih memilih mengembangkan gim kasual yang biasanya membutuhkan sedikit sumber daya dan waktu peluncuran yang relatif singkat dengan potensi monetisasi yang lebih cepat. 

Kini, semakin banyak gim studio indie yang mempersiapkan diri untuk ekspansi ke platform mobile.

Pengembangan ini juga tengah dilakukan oleh Lentera Nusantara untuk dua gim mereka yaitu Ghost Parade, yang merupakan IP pertama mereka yang diluncurkan pada tahun 2016, dan Tuyul Mantul Pinball Adventure, produk game yang mereka daftarkan saat bergabung dengan pelatihan IGA.

“Sebelumnya, kedua gim tersebut sedang dalam tahap mobile game journey, dengan knowledge dari self-learning. Ketika mengikuti IGA, kami mendapatkan banyak insights baru dari para mentor, sehingga kedua gim ini, khususnya Tuyul Mantul, perlu kami rombak kembali dengan ilmu baru yang kami terima,” jelas Azizah Assattari, CEO Lentera Nusantara.

Dalam praktiknya, proses pengembangan bisnis seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi gim studio indie, baik dari segi pendanaan, maupun sumber daya yang terbatas.

“Ini menjadi peluang bagi IGA untuk membuka jalan bagi publisher, investor, dan organisasi industri untuk terlibat dan membina kumpulan talenta yang sedang berkembang ini,” kata Marcus Foon, Global Head, Indie Games Accelerator.

Dengan memberikan dukungan dalam pemasaran, distribusi, monetisasi, dan strategi bisnis secara keseluruhan, para mitra ini diharapkan dapat membuka potensi penuh developer gim indie di Asia-Pasifik.