JAKARTA - Indonesia Global Compact Networks (IGCN) menggelar program inovasi bisnis berkelanjutan bertajuk Sustainable Development Goals Innovation (SDGI) Accelerator untuk para profesional muda.
“Kami percaya SDGI akan berperan penting untuk memanfaatkan praktik bisnis nasional dengan memberikan pendekatan dan solusi baru dan inovatif terhadap dunia ekonomi,” kata Direktur Eksekutif IGCN Josephine Satyono di Jakarta seperti dikutip Antara, Sabtu.
Program tersebut ditawarkan kepada anggota dalam jaringan Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kegiatan berfokus pada pengembangan dan penerapan solusi melalui teknologi, inisiatif, dan model bisnis terbaru yang berkontribusi terhadap tujuan keberlanjutan perusahaan.
Tahun ini merupakan kali kedua penyelenggaraan SDGI Accelerator. Terdapat 16 tim dari 15 perusahaan Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, di antaranya PT Bank Jago Tbk, PT Domas Agrointi Prima, Dynapack Asia, HHP Law Firm, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT MMS Group Indonesia, PT Mowilex Indonesia, PT Paragon Technology and Innovation, PT Pertamina Hulu Energy, PT Pertamina International Shipping, PT Prasadah Pamunah Limbah Industri, PT Samudra Indonesia Tbk, T Singaland Asetama (SGA), dan PT TBS Energi Utama Tbk.
Program SDGI Accelerator digelar intensif selama enam bulan dengan berbagai kegiatan, seperti webinar internasional, lokakarya pelatihan lokal, pendampingan, studi kasus langsung, sesi interaktif dengan rekan kerja dan pakar, serta aktivitas riset.
BACA JUGA:
Kegiatan-kegiatan tersebut dipusatkan pada pendekatan “belajar dan praktik secara bersamaan” yang menekankan pengalaman praktis dan berorientasi pada pemecahan masalah serta memanfaatkan peluang yang ada.
Partisipan dibimbing dan dipantau oleh para ahli untuk memberikan bimbingan dan dukungan selama proses berlangsung.
Kegiatan itu mendapat dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan kegiatan SDGI Accelerator mencerminkan salah satu elemen utama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, yakni meningkatkan kapasitas riset dan inovasi untuk mencapai daya saing Indonesia di tingkat global.
“Kami percaya hal ini akan mengaktifkan para profesional bisnis muda untuk memikirkan kembali model bisnis tradisional dan membuka peluang bisnis baru,” ujar dia.