Bagikan:

JAKARTA – Para ilmuwan di seluruh dunia bahu-membahu membuat alat terbaru untuk membantu orang-orang yang mengalami kendala pada bagian tubuhnya, salah satunya adalah kebutaan.

Mengembalikan penglihatan kepada tunanetra merupakan tantangan terbesar bagi para peneliti. Tim insinyur dari EPFL (École polytechnique fédérale de Lausanne) Swiss, telah mengembangkan teknologi yang bisa mengembalikan penglihatan bagi mereka yang mengalami kebutaan atau gangguan penglihatan.

Melansir Slashgear, tim tersebut sudah berhasil mengembangkan implan retina dengan kacamata pintar yang sudah dilengkapi dengan kamera dan mikrokomputer. Sistem ini dirancang untuk memberikan penglihatan kepada orang buta dengan menggunakan elektroda guna merangsang sel retina merka.

Kamera yang tertanam dalam kacamata pintar itu akan menangkap gambar pada bidang pandang pemakainya, kemudian mengirim data ke mikrokomputer untuk ditempatkan pada salah satu bagian ujung kacamata.

Mikrokomputer ini mengubah data menjadi sinyal cahaya yang dikirim ke elektroda dalam implan retina. Elektroda tersebut akan memberikan rangsangan kepada retina sehingga pengguna kacamata tersebut bisa melihat gambar dalam warna hitam-putih. Pengguna akan melihat gambar yang tersusun dari titik-titik cahaya ketika retina mendapat rangsangan.

Namun, pengguna perangkat teknologi tersebut harus terbiasa dan mulai belajar menafsirkan titik-titik cahaya tersebut dalam bentuk dan objek tertentu. Para ilmuwan mengumpamakan metode menafsir titik-titik cahaya itu seperti memandangi langit malam dan belajar mengenali rasi bintang.

Namun, perangkat ini belum diuji coba kepada manusia. Perkembangan terbaru perangkat ini sedang dikembagkan dengan menggunakan realitas virtual untuk mensimulasikan apa yang dilihat pasien dalam implan retinanya.

Implan retina mengandung 10.500 elektroda, dengan masing-masing elektroda berfungsi untuk menghasilkan titik-titik cahaya. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi perkembangan implan retina yang dipadukan dengan kacamata pintar.