JAKARTA - Pekan lalu, harga Bitcoin (BTC) turun di bawah 59,000 dolar AS (Rp967,3 juta), menandai penurunan mingguan terburuk kedua di pasar kripto tahun ini.
Namun, pada akhirnya BTC rebound dengan naik lebih dari 6,00 persen dalam periode 28 Juni hingga 1 Juli, dari angka 60.000 dolar AS (Rp983,7 juta) ke 63,800 dolar AS (Rp1,04 miliar) untuk pertama kalinya dalam seminggu terakhir.
Penurunan sebelumnya sebagian besar disebabkan oleh ketakutan yang ditimbulkan oleh transaksi jual BTC pemerintah Jerman dan kekhawatiran tentang kreditor Mt. Gox yang menjual Bitcoin dalam jumlah besar selama proses pengembalian aset dari Mt. Gox yang akan dimulai pada bulan ini.
Minggu ini, pasar kripto sedang antisipasi terhadap dimulainya perdagangan produk exchange-traded fund (ETF) Ethereum spot di Amerika Serikat yang awalnya diprediksi dimulai tanggal 4 Juli mengalami kendala.
BACA JUGA:
Informasi terbaru menunjukkan bahwa peluncuran ini mungkin akan tertunda hingga pekan kedua bulan Juli, setelah tanggal 8 Juli.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, bahwa perdagangan ETF spot Ethereum yang akan datang di Amerika Serikat diperkirakan akan memicu gelombang sentimen bullish.
“Dengan miliaran dolar yang siap memasuki ekosistem Ethereum dalam beberapa bulan mendatang,” kata Panji dalam pernyataannya.