Bagikan:

JAKARTA – NASA mengadakan Latihan Tabletop Antarlembaga Pertahan Planet kelima pada Kamis, 22 Juni lalu. Pelatihan ini dilakukan agar para pemangku kepentingan di AS bisa menghadapi ancaman asteroid.

Saat ini, Bumi sedang tidak dihantui ancaman asteroid. Namun, pelatihan meja ini tetap diperlukan agar pemerintah AS dapat merespons ancaman asteroid berbahaya dengan sangat cepat dan mencari peluang kolaborasi dengan menghadirkan berbagai skenario.

Seluruh peserta yang hadir menyimulasikan serangan dari asteroid yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya. Asteroid ini diperkirakan akan menghantam Bumi dalam kurun waktu 14 tahun atau pada tahun 2038 dengan peluang kejadian 72 persen.

Dalam observasi awal, dijelaskan bahwa ukuran, komposisi, dan lintasan jangka panjang asteroid belum bisa ditentukan. Untuk membuat skenario semakin rumit, pengamatan lanjutan harus tertunda selama tujuh bulan karena asteroid sedang berada di belakang Matahari.

Dengan dibuatnya latihan hipotesis ini, para pemangku kepentingan yang hadir harus mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah. NASA menjelaskan bahwa hampir 100 orang hadir di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins (APL) untuk mengikuti latihan meja ini.

Lindley Johnson, Petugas Pertahanan Planet Emeritus di Markas Besar NASA, mengatakan bahwa latihan ini menggambarkan ketidakpastian dari ancaman luar angkasa. Latihan menghadapi asteroid ini pun sengaja dibuat dengan sangat menantang.

"Dampak asteroid yang besar berpotensi menjadi satu-satunya bencana alam yang dapat diprediksi oleh umat manusia bertahun-tahun sebelumnya dan mengambil tindakan untuk mencegahnya," ungkap Johnson.

Dalam membuat skenario ancaman dari asteroid ini, NASA bekerja sama dengan Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) dan Kantor Urusan Luar Angkasa Departemen Luar Negeri AS. Mereka memanfaatkan data dari teknologi Double Asteroid Redirection Test (DART).

DART merupakan misi demonstrasi yang diluncurkan pada September 2022 untuk menghadapi serangan asteroid. Pesawat luar angkasa ini menabrakkan diri ke asteroid Dimorphos untuk mengubah lintasannya agar tidak mengarah ke Bumi.

Misi ini berhasil karena orbit Dimorphos telah berubah meski masih mengelilingi asteroid Didymos. Akibat dari hantaman DART, Dimorphos mengalami perubahan bentuk dan batuan besar berukur satu hingga enam meter lepas dari asteroid tersebut.