Bagikan:

JAKARTA – Tahun lalu, NASA mengungkapkan bahwa Agustus merupakan bulan dengan suhu terpanas yang pernah tercatat. Namun, NASA kini mengatakan bahwa Mei tahun ini telah memegang rekor suhu tertinggi.

Berdasarkan temuan ilmuwan NASA, suhu rata-rata global selama 12 bulan terakhir mencapai rekor tertinggi setiap bulannya. Artinya, Juni tahun lalu hingga Mei tahun ini selalu memecahkan rekor baru, tetapi puncaknya ada pada tahun ini.

Ini merupakan rekor yang belum pernah terjadi menurut para ilmuwan di Goddard Institute for Space Studies (GISS) NASA. Dengan dinamisnya perubahan suhu ini, Administrator NASA Bill Nelson  mengatakan bahwa ini bukti nyata dari krisis iklim.

"Masyarakat di seluruh dunia merasakan langsung panas ekstrem dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. NASA dan Pemerintahan Biden-Harris menyadari pentingnya melindungi planet asal kita," kata Nelson, dikutip dari situs resmi NASA.

Sementara itu, Kepala Ilmuwan dan Penasihat Iklim Senior NASA, Kate Calvin, mengatakan bahwa suhu yang terus mengalami peningkatan ini terjadi karena emisi gas rumah kaca. Jika tidak diatasi, Bumi akan terus mencetak rekor suhu terpanas yang baru.

“Kita mengalami hari-hari yang lebih panas, bulan-bulan yang lebih panas, tahun-tahun yang lebih panas,” ujar Calvin. “Kami tahu bahwa peningkatan suhu ini didorong oleh emisi gas rumah kaca dan berdampak pada manusia dan ekosistem di seluruh dunia.”

NASA bisa mengetahui rekor suhu terpanas dengan mengumpulkan data mentah dari puluhan ribu stasiun meteorologi di darat, di kapal, dan di laut. Data yang dikumpulkan ini dihitung dan dianalisis menggunakan metode perhitungan variasi jarak stasiun suhu di seluruh dunia.

Dari hasil perhitungan ilmuwan NASA, terungkap bahwa suhu rata-rata global selama setahun terakhir adalah 1,30 derajat celsius di atas suhu dasar abad ke-20. Suhu selama setahun terakhir juga 1,5 derajat celsius lebih tinggi dari rata-rata akhir abad ke-19.

NASA menjelaskan bahwa Bumi belum pernah memiliki suhu tertinggi selama 12 bulan berturut-turut, tetapi pernah selama tujuh bulan di tahun 2015 dan 2016. Jika permasalahan gas rumah kaca tidak diatasi, rekor suhu terpanas akan terus bermunculan.