Shanghai Catat Rekor Hari Terpanas di Bulan Mei Dalam 100 Tahun Terakhir
Ilustrasi Shanghai, China. (Wikimedia Commons/Mstyslav Chernov)

Bagikan:

JAKARTA - Kota Shanghai di China mencatat hari terpanas di Bulan Mei dalam 100 tahun terakhir pada Hari Senin, memecahkan rekor tertinggi sebelumnya menurut layanan meteorologi kota.

Para ilmuwan mengatakan pemanasan global memperburuk cuaca buruk, dengan banyak negara mengalami gelombang panas yang mematikan, sementara suhu mencapai rekor di Asia Tenggara dan Selatan dalam beberapa pekan terakhir.

"Pada pukul 13:09, suhu di Stasiun Xujiahui mencapai 36,1 derajat Celcius, memecahkan rekor 100 tahun untuk suhu tertinggi di bulan Mei," tulis akun Weibo resmi layanan tersebut, mengacu pada stasiun metro di tengah kota terbesar di China itu, melansir CNA 29 Mei.

Suhu di stasiun yang ramai  itu naik lebih tinggi lagi menjadi 36,7 derajat Celcius pada sore hari, lanjut layanan meteorologi Shanghai.

Itu menempatkannya satu derajat di atas rekor lama, 35,7 derajat Celcius, yang telah tercatat empat kali sebelumnya - pada tahun 1876, 1903, 1915 dan 2018, menurut layanan cuaca.

Penduduk Shanghai kepanasan di bawah matahari sore, dengan beberapa aplikasi menunjukkan perkiraan suhu "terasa seperti" lebih dari 40 derajat Celcius.

"Saya keluar pada siang hari untuk mengambil kiriman, dan sakit kepala setelah kembali," tulis salah satu unggahan dari Shanghai di Weibo.

Yang lain berkata: "Saya hampir terkena sengatan panas, cukup panas untuk terbakar."

Sebelumnya, beberapa bagian India mengalami suhu di atas 44 derajat Celcius pada pertengahan April, dengan setidaknya 11 kematian di dekat Mumbai dikaitkan dengan serangan panas dalam satu hari.

Di Bangladesh, Dhaka mengalami hari terpanas dalam hampir 60 tahun. Sedangkan Kota Tak di Thailand mencatat suhu tertinggi yang pernah ada 45,4 derajat Celcius. Sementara, Provinsi Sainyabuli di Laos mencapai 42,9 derajat Celcius, rekor suhu nasional sepanjang masa, kata studi oleh kelompok Atribusi Cuaca Dunia.

Sebuah laporan baru-baru ini dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB memperingatkan, "setiap kenaikan pemanasan global akan mengintensifkan bahaya yang berlipat ganda dan berbarengan".

Pada Bulan Mei, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa tahun 2023 hingga 2027 hampir pasti akan menjadi periode lima tahun terhangat yang pernah tercatat, karena gas rumah kaca dan El Nino bergabung untuk membuat suhu melonjak.

Diketahui, suhu rata-rata global pada tahun 2022 adalah 1,15 derajat Celcius di atas rata-rata tahun 1850 hingga 1900.