Bagikan:

JAKARTA - Pada Selasa pekan lalu, sebuah “paus” Ethereum dari era ICO tahun 2015 memindahkan 15.000 ETH ke bursa Kraken, menandai aktivitas pertamanya dalam beberapa tahun. Transaksi ini, yang tercatat pada 7 Juni 2024, mencapai nilai sekitar 56,1 juta Dolar AS (sekitar Rp908 miliar), menurut kurs saat ini.

Akun misterius ini, yang diperkirakan menerima 67.000 Ether selama ICO Ethereum, kini memiliki aset senilai 152,3 juta Dolar AS (sekitar Rp2,4 triliun) yang siap untuk dijual. Ini merupakan transaksi ketiga yang dilakukan oleh akun tersebut sejak tahun 2022, menunjukkan sebuah pola yang mungkin mengindikasikan strategi jangka panjang atau kebutuhan likuiditas mendadak.

BACA JUGA:


Menurut informasi U.Today, pada periode 2020-2021, akun ini telah melakukan serangkaian transfer besar ke bursa sentral, dengan total lebih dari 150.000 Ether atau lebih dari 553 juta Dolar AS (sekitar Rp8,9 triliun). Sebagian besar dari jumlah tersebut kemudian ditukar dengan 4,81 juta DAI, dengan nilai rata-rata 2.725 Dolar AS (sekitar Rp44 juta) per ETH.

Gelombang likuidasi yang terjadi baru-baru ini telah menyebabkan kerugian besar bagi trader Ethereum, dengan lebih dari 50 juta Dolar AS (sekitar Rp809 miliar) hilang dalam posisi short dan 5 juta Dolar AS (sekitar Rp80 miliar) dalam posisi long, berdasarkan data dari Coinglass.

Saat ini, Ethereum diperdagangkan pada harga 3.694,04 Dolar AS (sekitar Rp59,8 juta), turun 2,89% dalam 24 jam terakhir. Pergerakan harga ini menjadi fokus utama di pasar aset kripto yang fluktuatif, terutama dengan kebangkitan “paus” Ethereum yang telah lama tidak aktif.