JAKARTA - Beberapa hari lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa kehadiran Starlink sehingga menara Base Transceiver Station (BTS) tidak lagi diperlukan.
"Coba kalau kita lihat kemarin ini, BTS-BTS itu, sekarang enggak perlu ada BTS-BTS, kan sudah ada starlink?" kata Luhut dalam acara Ngobrol Seru: Ngobrol yang Paten-paten Aja Bareng Menko Marves yang disiarkan di YouTube, dikutip Jumat, 7 Juni.
Luhut juga mengatakan bahwa tidak ada masalah terkait kehadiran layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk di Tanah Air. Karena menurutnya, Indonesia membuka kesempatan perusahaan telekomunikasi manapun untuk bersaing.
"Saya pikir semua kita bikin kompetisi supaya memberikan service yang terbaik pada publik. Jadi jangan ada berpikir ada yang monopoli," tambah Luhut lebih lanjut.
Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan bahwa BTS masih diperlukan di beberapa titik tertentu. Namun, tidak menutup potensi-potensi teknologi baru yang akan datang.
BACA JUGA:
"BTS salah satu jaringan telko eksisting sekarang ini masih dipakai di beberapa tempat. Tetapi teknologi kan terus berubah ya, dan kita lihat disrupsi teknologi yang baru itu akan mengubah lanskap keseluruhan atau mungkin Sebagian," kata Nezar ketika ditemui teman-teman media di Kantor Kominfo pada Jumat, 7 Juni.
Nezar juga tidak menyangkal pernyataan Luhut terkait BTS yang tidak lagi diperlukan. "Tetapi kan masih berproses masih dilihat dulu mungkin pak Luhut mungkin dari perspektif teknologi kalau ada teknologi lama digantikan dengan teknologi baru tetapi kita lihat sesuai prosesnya," tandasnya.