Bagikan:

JAKARTA - Direktur Canadian Security Intelligence Service (CSIS) memperingatkan warga Kanada untuk tidak menggunakan aplikasi video TikTok. Ia juga menyatakan bahwa data yang diperoleh dari penggunanya "tersedia untuk pemerintah China," seperti yang dilaporkan oleh CBC News pada Jumat, 17 Mei.

"Jawaban saya sebagai direktur Canadian Security Intelligence Service (CSIS) adalah bahwa ada strategi yang sangat jelas dari pemerintah China untuk dapat memperoleh informasi pribadi dari siapa pun di seluruh dunia," kata Direktur CSIS, David Vigneault, dalam wawancara dengan CBC yang akan disiarkan pada Sabtu, 18 Mei.

Namun pernyataan itu langsung dibantah oleh Juru Bicara TikTok. "Pernyataan-pernyataan ini tidak didukung oleh bukti, dan faktanya adalah bahwa TikTok tidak pernah membagikan data pengguna Kanada dengan pemerintah China, dan kami juga tidak akan melakukannya jika diminta," kata juru bicara TikTok sebagai tanggapan atas laporan itu.

Kanada pada September 2023 memerintahkan tinjauan keamanan nasional atas proposal TikTok untuk memperluas bisnis aplikasi video pendek tersebut di negara tersebut. Vigneault mengatakan dia akan berpartisipasi dalam tinjauan tersebut dan memberikan saran.

"Kami akan terus berkomunikasi dengan pejabat Kanada dan akan menyambut kesempatan untuk bertemu dengan CSIS untuk mendiskusikan bagaimana kami melindungi privasi dan keamanan warga Kanada," tambah juru bicara TikTok.

TikTok dan perusahaan induknya, ByteDance, menggugat di pengadilan federal AS bulan ini untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden yang akan memaksa pembubaran aplikasi video pendek yang digunakan oleh 170 juta orang Amerika atau melarangnya.

Undang-undang yang ditandatangani oleh Biden pada 24 April memberikan waktu hingga 19 Januari 2025 kepada ByteDance untuk menjual TikTok atau menghadapi larangan. Gedung Putih mengatakan bahwa mereka ingin mengakhiri kepemilikan berbasis China atas dasar keamanan nasional tetapi tidak melarang TikTok.