JAKARTA - Chief Executive SpaceX, Elon Musk, mengatakan dalam sebuah posting di platform media sosial X pada Sabtu 11 Mei bahwa roket Starship, kendaraan futuristik yang dirancang untuk membawa astronot ke bulan dan lebih jauh lagi, kemungkinan akan melakukan penerbangan keempatnya dalam 3-5 minggu.
"Tujuannya adalah agar pesawat melewati pemanasan maksimum atau setidaknya lebih jauh dari sebelumnya," kata Musk sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang Starship.
Pada awal tahun ini, roket Starship SpaceX berhasil menyelesaikan hampir seluruh penerbangan uji di luar angkasa pada percobaan ketiganya dengan jangkauan yang lebih jauh dari sebelumnya, namun roket itu hancur saat kembali ke Bumi.
Sementara itu Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS akan meninjau dampak lingkungan dari peluncuran roket Starship milik SpaceX. Proses peninjauan ini harus dilakukan agar Starship diizinkan untuk beroperasi.
Melalui Federal Register, publikasi resmi pemerintah AS, FAA mengumumkan proses pernyataan dampak lingkungan (EIS) akan dimulai pada Juni mendatang. FAA Akan mengamati dampak peluncuran Starship di Kompleks Peluncuran 39A KSC.
Peninjauan dampak ini akan dimulai dengan pertemuan tatap muka dan virtual untuk publik. Di pertemuan tersebut, FAA akan menerima berbagai komentar publik mengenai berbagai isu yang harus mereka pertimbangan dari peluncuran Starship.
BACA JUGA:
Ini bukan kali pertama Starship melalui proses peninjauan lingkungan. Starship pernah menyelesaikan penilaian lingkungan (EA) pada tahun 2019 saat NASA menyelesaikan pembangunan infrastruktur peluncuran di LC-39A untuk Starship.
Penilaian yang dilakukan saat itu menunjukkan bahwa Starship tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Setelah EA dilakukan, SpaceX pun merencanakan peluncuran Starship hingga 24 kali setiap tahunnya.
SpaceX harus melakukan peninjauan untuk kedua kalinya atas permintaan FAA. Lembaga itu mengatakan Starship harus melalui proses EIS karena adanya perubahan dalam desain Starship sejak pertama kali diizinkan untuk beroperasi.
Terlebih lagi, SpaceX mengusulkan pembangunan infrastruktur peluncuran tambahan. Studi EIS yang dipimpin oleh Departemen Angkatan Udara ini akan mengkaji potensi penggunaan Space Launch Complex (SLC) 37 dan situs baru, yaitu SLC-50.