JAKARTA - Microsoft mengumumkan pada Selasa 22 April, bahwa Coca-Cola telah menandatangani kesepakatan senilai 1,1 miliar dolar AS (Rp17,7 triliun) selama lima tahun untuk menggunakan layanan komputasi awan dan kecerdasan buatan miliknya.
Dalam kesepakatan tersebut, Microsoft dan Coca-Cola akan "bersama-sama melakukan eksperimen" dengan Azure OpenAI. Layanan tersebut menggunakan teknologi dari startup yang didukung oleh Microsoft dan pencipta ChatGPT, OpenAI, untuk memungkinkan pelanggan membangun chatbot dan layanan kecerdasan buatan lainnya yang berjalan di layanan komputasi awan Azure milik Microsoft.
Coca-Cola sebelumnya pada tahun 2020 telah menandatangani kesepakatan lima tahun senilai 250 juta dolar AS (Rp 4 triliun) untuk menggunakan cloud dan perangkat lunak bisnis Microsoft.
BACA JUGA:
Kedua perusahaan mengatakan Coca-Cola akan menguji penawaran Copilot dari Microsoft untuk melihat bagaimana alat-alat tersebut meningkatkan produktivitas untuk pembuat minuman. Copilot adalah asisten kecerdasan buatan yang dapat membantu dalam merangkum diskusi email panjang dan membangun slide presentasi bisnis, di antara banyak fungsinya.
Kesepakatan yang diumumkan Rabu juga mencakup perluasan penggunaan Coca-Cola terhadap perangkat lunak Microsoft lainnya seperti Dynamics 365, yang digunakan oleh profesional penjualan dan bersaing dengan Salesforce.
Microsoft tidak menyebutkan rincian keuangan dari kesepakatan Coca-Cola senilai 1,1 miliar dolar AS tersebut dalam hal jumlah dolar yang dapat diatribusikan ke layanan kecerdasan buatan versus perangkat lunak cloud tradisional.