Bagikan:

JAKARTA - Setelah bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mantan Perdana Menteri (PM) Inggri, Tony Blair berkunjung ke Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Jumat, 19 April.

Dalam pertemuan itu, Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa Tony Blair Institute membahas tiga isu utama, yaitu tentang konektivitas, data center, dan juga digital ID.

"Tadi didampingi Pak Wamen, pak Danny dan Pak Widodo, kita berdiskusi mengenai hal tersebut, dan yang tadi saya sampaikan juga beliau juga menyampaikan soal kekhawatiran mengenai generative AI," tutur Budi kepada media usia pertemuannya dengan Tony Blair.

Mengingat Indonesia baru memiliki regulasi berupa Surat Edaran tentang Etika AI, dalam pertemuan ini Budi meminta dukungan Tony Blair Institute untuk menentukan regulasi yang tepat untuk diberlakukan di Indonesia.

"Tony Blair juga menyampaikan adanya global concern soal pengaturan generative AI dan menawarkan semacam kerjasama dengan Indonesia dalam rangka tukar pikiran, tukar pengalaman, dan juga semacam partner untuk diskusi merumuskan regulator framework," tambah Wamenkominfo Nezar Patria.

Pada Kamis, 18 April, Presiden Jokowi menerima Tony Blair di Istana Kepresidenan Jakarta didampingi oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Di sana, Jokowi meminta mantan PM Inggris yang juga pimpinan Tony Blair Institute itu untuk melakukan akselerasi atau percepatan transformasi digital birokrasi di Indonesia.