Potensi Pergerakan Harga Bitcoin Pasca Halving, Naik atau Turun?
Ilustrasi pergerakan harga kripto (foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Menjelang momen halving yang diperkirakan terjadi pada 20 April, pada Kamis, 18 April harga Bitcoin terpantau turun lebih dari 3,84 persen menjadi 61.309 dolar AS (Rp992 juta).

Menurut Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, penurunan Bitcoin ini terjadi akibat beberapa faktor, yang utama adalah meningkatnya ketegangan konflik Iran-Israel dan keyakinan The Fed yang tidak mungkin menurunkan suku bunga secara terburu-buru pada tahun ini.

"Selain itu, investor di pasar kripto tengah menantikan halving. Secara tren, halving ini akan meningkatkan harga, namun dengan harga Bitcoin yang baru-baru ini mencapai titik tertinggi dalam sejarah, keraguan muncul,” kata Fyqieh lebih lanjut. 

Fyqieh diperkirakan bahwa halving akan meningkatkan harga BTC dalam jangka panjang. Namun, menjelang peningkatan itu, Bitcoin akan semakin berfluktuasi dan kemungkinan akan terus mengalami penurunan.

Fyqieh menjelaskan secara tren harga Bitcoin menjelang halving, jika sejarah terulang kembali, BTC mungkin akan mengalami penurunan harga sebelum mendapatkan momentum untuk bull run

Kendati demikian, Fyqieh menambahkan, “Tren penurunan ini bukan hal yang tidak terduga, karena BTC yang mengikuti tren historis menjelang halving mendatang.”

Bitcoin perlahan-lahan beralih dari fase “Pre-Halving Rally” ke fase “Pre-Halving Retrace” yang cenderung terjadi 28 hingga 14 hari sebelum peristiwa halving. Fase ini mengakibatkan penurunan harga masing-masing sebesar 38 persen dan 20 persen pada tahun 2016 dan 2020. 

Dia juga berpendapat bahwa meski harga BTC mungkin akan mengalami koreksi, dalam jangka panjang Bitcoin akan bullish. Khususnya, setelah fase Pre-Halving Retrace, BTC akan memasuki fase akumulasi ulang.