Twilio: 63 Persen Pelanggan Indonesia Masih khawatir Atas Penggunaan Data oleh AI
Ilustrasi kecerdasan buatan (foto: Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam perjalanannya, pelaku bisnis mulai menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan interaksi pelanggan yang lebih personal, cerdas, dan juga real-time. 

Dalam laporan terbaru yang dilakukan oleh Twilio yang berjudul "State of Customer Engagement Report" menyebutkan bahwa, dengan AI, mereka  dapat mengumpulkan data dari setiap klik yang dilakukan konsumen sehingga memahami preferensi dan kebutuhan konsumen.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pelaku bisnis untuk memastikan keamanan data pelanggan. Laporan Twilio juga menyatakan bahwa 6 dari 10 konsumen mengatakan menjaga keamanan data adalah cara terbaik yang dapat dilakukan untuk meraih kepercayaan konsumen. 

Kemudian, separuh atau 49 persen konsumen mengaku lebih percaya kepada brand yang jujur mengenai penggunaan data pelanggan dalam mengelola interaksi berbasis AI.

Sayangnya, di Indonesia masih ada kekhawatiran pelanggan tentang bagaimana data mereka digunakan dalam penerapan AI. 63 persen pelanggan mengatakan bahwa brand harus memberikan informasi yang jelas tentang penggunaan data mereka. Kekhawatiran serupa disuarakan oleh pelanggan di Filipina (77 persen) dan India (69 persen). 

Sementara itu, di negara-negara di mana adopsi AI telah memasuki tahap lebih lanjut, seperti Jepang, Australia, Singapura, dan negara-negara Eropa, separuh atau lebih dari pelanggan telah memahami bagaimana data mereka akan digunakan dalam AI (dengan persentase antara 36 persen dan 57 persen).