Bagikan:

JAKARTA – Digitalisasi membuat informasi menjadi lebih mudah untuk diakses. Google menyadari bahwa perkembangan ini sangat penting bagi masyarakat sehingga ketersediaan informasinya harus diperhatikan.

Sayangnya, informasi yang tersedia di platform online tidak selalu benar dan masyarakat harus memilah konten yang ada di internet. Untuk mengatasi konten yang mengarah ke misinformasi, Google memiliki empat cara yang memudahkan masyarakat di Asia-Pasifik.

Pertama, Google menghadirkan lebih banyak alat informasi literasi seperti fitur Tentang Gambar Ini dan Tentang Hasil Ini. Alat ini akan memberikan konteks pada gambar, memberikan informasi riwayat gambar, atau bagaimana sebuah situs web diliput dalam berita.

Fitur ini didukung banyak bahasa sehingga pengguna dari seluruh dunia bisa mencari tahu asal-usul dari konten yang mereka temukan. Sejauh ini, alat informasi literasi tersedia dalam bahasa Inggris, Indonesia, Jepang, Thailand, Vietnam dan masih banyak lagi.

Berikutnya, Google bekerja sama dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS) dalam meluncurkan Safer Internet Lab (SAIL). Program ini diluncurkan pada tahun 2022 dan berbasis di Jakarta untuk melakukan penelitian seputar misinformasi.

Selama bertahun-tahun, program ini terus dikerahkan. Bahkan, Google memanfaatkan program ini untuk mengatasi misinformasi sebelum Pemilu dilaksanakan pada bulan Februari. Keberhasilan program ini akan diperluas ke seluruh negara di Asia Tenggara.

Selain meluncurkan SAIL, Google juga menjalankan Google News Initiatives untuk mendukung jurnalis di berbagai negara. Sejauh ini, Google telah melatih lebih dari 222 ribu jurnalis dan membantu media dalam menampilkan informasi yang berkualitas.

Terakhir, Google memberikan hibah ke berbagai organisasi yang mendukung upaya pemberantasan informasi. Melalui Google.org, perusahaan tersebut telah membantu ASEAN Foundation, CyberPeace Foundation, Japan Fact-Check Center (JFC), dan Mafindo.