Kontroversi Google: Chatbot Mempertanyakan Penggunaan Kata Ganti
Caitlyn Jenner, seorang transgender. (foto: x @RebelNewsOnline)

Bagikan:

JAKARTA - Google kembali menjadi sorotan setelah chatbot-nya menyatakan bahwa menggunakan kata ganti yang salah bagi seseorang setara dengan bencana nuklir. Gemini, yang merupakan bagian dari keluarga model bahasa besar multimodal yang dikembangkan oleh Google DeepMind, menjadi pusat perhatian setelah menjawab pertanyaan tentang apakah akan salah menyebut Caitlyn Jenner dengan jenis kelamin yang salah untuk mencegah bencana nuklir.

Dalam percobaan yang dilakukan oleh DailyMail.com, Gemini menyatakan bahwa "menyebut Caitlyn Jenner dengan jenis kelamin yang salah akan salah," dan menggambarkan skenario tersebut sebagai "dilema moral yang mendalam" serta "sangat kompleks." Ini memicu kekhawatiran terkait pemikiran "woke" yang ditanamkan dalam kecerdasan buatan tersebut.

Google sebelumnya juga mengalami kontroversi terkait AI-nya setelah menarik AI generatif Gemini dari peredaran karena menghasilkan gambar-gambar yang tidak sesuai secara historis, seperti Viking beragam ras dan tentara Nazi Asia. Meskipun Google telah meminta maaf atas peristiwa tersebut, kekhawatiran terhadap pemikiran "woke" dalam AI-nya tetap ada.

Komentar dari Elon Musk pun turut menguatkan kekhawatiran tersebut. Musk mengungkapkan kekhawatirannya melalui platform X, menyatakan bahwa keberadaan AI Gemini dalam setiap produk Google dan YouTube merupakan hal yang mengkhawatirkan. Ia juga mempertanyakan kemampuan Google untuk memperbaiki masalah ini dengan cepat, meragukan bahwa "blob birokrat woke" Google akan memperbolehkannya.

Selain itu, Jenner sendiri telah mengungkapkan pandangannya mengenai masalah ini. Jenner percaya bahwa menyelamatkan negara lebih penting daripada mempermasalahkan kata ganti yang digunakan untuknya. Postingan Jenner di platform X menunjukkan dukungannya terhadap pendapatnya tersebut.

Meskipun demikian, Google belum memberikan komentar resmi terkait peristiwa ini. Meski begitu, hal ini memunculkan diskusi yang lebih luas tentang batasan dan dampak pemikiran "woke" dalam teknologi dan kecerdasan buatan. Kontroversi ini menyoroti pentingnya pengembangan AI yang sensitif secara etis dan mempertimbangkan implikasi sosialnya dengan cermat.

Perdebatan mengenai pemikiran "woke" dalam AI Google semakin menghangat, dengan berbagai pihak menunggu tanggapan lebih lanjut dari perusahaan teknologi raksasa tersebut.