JAKARTA - MGM Resorts International mengungkapkan bahwa regulator negara bagian dan federal sedang menyelidiki serangan siber terhadap sistemnya yang terjadi pada bulan September 2023 dan menyebabkan kerugian 100 juta dolar AS (Rp1,5 triliun) pada hasil kuartal ketiga perusahaan.
Operator kasino tersebut bermaksud untuk merespons pertanyaan tersebut pada waktunya, menurut pengisian regulasi oleh MGM yang ditampilkan pada Jumat, 23 Februari.
Biro Penyelidikan Federal (FBI) mengatakan pada bulan September bahwa sedang menyelidiki serangan terhadap MGM yang menyebabkan MGM menutup sistemnya setelah antrian menumpuk di hotel-hotel Las Vegas dan mesin slot mulai menampilkan pesan kesalahan.
Grup peretas AlphV telah mengklaim keterlibatan dalam pelanggaran tersebut.
BACA JUGA:
Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters pada bulan September bahwa AlphV bekerja dengan kelompok lain bernama Scattered Spider untuk membobol sistem MGM dan mencuri data untuk pemerasan.
Scattered Spider juga bertanggung jawab atas insiden keamanan Siber di Caesars Entertainment, di mana data banyak anggota program loyalitas, termasuk nomor SIM dan nomor keamanan sosial mereka, dikompromikan, perusahaan tersebut mengungkapkan pada bulan September.
Caesars juga telah menerima pertanyaan dari regulator negara bagian mengenai serangan tersebut, kata perusahaan itu dalam laporan regulasi triwulanan pada bulan Oktober.