Bagikan:

JAKARTA - Nayib Bukele, Presiden El Salvador yang menginisiasi undang-undang yang menjadikan bitcoin alat pembayaran sah di negaranya, berhasil mempertahankan jabatannya dalam pemilihan umum yang berlangsung pada Minggu. Pemimpin Amerika Latin ini, yang dikenal sebagai penggemar dan pendukung bitcoin, memenangkan pemilu dengan perolehan suara mencapai 85%, mengalahkan pesaing-pesaingnya dengan selisih yang sangat besar.

Bukele, yang berusia 40 tahun, merupakan presiden termuda di Amerika Latin. Ia terpilih sebagai presiden El Salvador untuk pertama kalinya pada tahun 2019, dengan janji untuk memberantas korupsi, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan keamanan di negara yang dilanda kekerasan.

Ia juga menarik perhatian dunia dengan kebijakan-kebijakannya yang berhubungan dengan bitcoin, seperti mengadopsi bitcoin sebagai mata uang resmi bersama dengan dolar AS, memberikan 30 dolar AS (Rp 421.500) bitcoin gratis kepada setiap warga yang mendaftar di aplikasi dompet kripto pemerintah, dan membangun infrastruktur yang mendukung penggunaan bitcoin, seperti ATM kripto dan pembangkit listrik tenaga geotermal yang menggunakan panas dari gunung berapi.

Dalam pidato kemenangannya, Bukele menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada rakyat El Salvador, yang telah memberikan dukungan luar biasa kepada dirinya dan partainya, Nuevas Ideas (Ide-Ide Baru). Ia juga mengklaim bahwa hasil pemilu ini merupakan rekor dalam sejarah demokrasi dunia.

"Kami telah memenangkan pemilihan presiden dengan lebih dari 85% suara dan setidaknya 58 dari 60 anggota dewan di Majelis. Rekor dalam sejarah demokrasi dunia," ujar Bukele.

Bukele juga mengajak rakyat El Salvador untuk merayakan kemenangan tersebut di Istana Nasional, tempat ia berjanji akan terus bekerja untuk mewujudkan visi dan misinya sebagai presiden.

Salah satu visi Bukele yang paling kontroversial adalah membangun Bitcoin City, sebuah kota yang sepenuhnya didanai dan dioperasikan dengan bitcoin. Untuk mewujudkan hal ini, Bukele berencana untuk menerbitkan Obligasi Gunung Berapi, yang akan menawarkan imbal hasil sebesar 6,5% per tahun kepada investor yang tertarik untuk mendanai proyek tersebut.

Obligasi ini akan dijual melalui platform kripto Bitfinex, dengan nilai total mencapai 1 miliar dolar AS (Rp 14 triliun). Sebagian dari dana tersebut akan digunakan untuk membeli bitcoin, sementara sisanya akan digunakan untuk membangun infrastruktur kota, seperti jalan, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas lainnya.