JAKARTA - OpenSea, platform perdagangan non-fungible token (NFT) terbesar di dunia, tidak menutup kemungkinan untuk diakuisisi oleh pihak lain. Hal ini diungkapkan oleh CEO OpenSea, Devin Finzer, saat industri NFT mengalami konsolidasi.
"Kami berpikir bahwa jika kemitraan yang tepat muncul, maka itu adalah sesuatu yang seharusnya kami pertimbangkan," kata Finzer dalam wawancara baru-baru ini.
Finzer mengaku bahwa OpenSea telah menerima beberapa tawaran dari pihak-pihak yang berniat mengakuisisi platform tersebut. OpenSea, yang dahulu mendominasi sektor NFT, kini harus bersaing dengan platform perdagangan NFT lain seperti Blur yang mengungguli OpenSea dalam hal volume perdagangan.
Berdasarkan data dari Dune Analytics, volume perdagangan bulanan OpenSea anjlok 96% dan hanya mencapai $171 juta (Rp 2,7 triliun). Pendapatan tahunannya pun hanya sebesar $38,9 juta (Rp 615 miliar). Finzer menuding bahwa Blur menggunakan strategi yang tidak etis, seperti mengabaikan aspek hukum dan regulasi. Blur juga dikenal sering mendistribusikan airdrop token dan kampanye pemasaran yang agresif.
Pasar NFT mengalami perkembangan yang mirip dengan pasar kripto, yang cenderung mengalami siklus naik dan turun. Di saat kondisi pasar yang fluktuatif, banyak pelaku bisnis yang mencari kesepakatan dan bersinergi untuk bertahan dari tekanan pasar. OpenSea sendiri aktif melakukan akuisisi pada tahun 2022, dengan membeli penyedia data NFT Gem, dompet kripto Dharma Labs, dan platform peluncuran NFT Mintdrop. Finzer menyebutkan bahwa perekrutan bakat terbaik menjadi alasan utama langkah akuisisi perusahaan.
BACA JUGA:
OpenSea didukung oleh investor kelas kakap, seperti perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz, Paradigm, dan Coatue Management. Mereka berpartisipasi dalam putaran pendanaan besar pada tahun 2021, ketika OpenSea mencapai valuasi tertinggi $13 miliar (Rp 205 triliun) di tengah booming NFT. Namun, seiring meredupnya pasar NFT, valuasi OpenSea ikut turun. Coatue dilaporkan memotong nilai saham OpenSea-nya hingga 90% pada akhir tahun lalu.
Sementara Andreessen Horowitz membantu OpenSea mengumpulkan $423 juta (Rp 6,7 triliun) dalam tiga seri pendanaan pada 2021. Perusahaan yang dipimpin oleh Marc Andreessen dan Ben Horowitz ini telah mendukung lebih dari 20 startup kripto dengan valuasi di atas $1 miliar (Rp 15,8 triliun).
Langkah mengejutkan dilakukan OpenSea pada November 2023. Perusahaan perdagangan seni digital NFT itu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 20 karyawan, atau 50% dari stafnya, akibat anjloknya penjualan NFT.
"Restrukturisasi yang kami lakukan benar-benar berorientasi pada penyesuaian komposisi tim untuk menjadi tim yang lebih ramping, lebih kecil yang dapat beroperasi lebih gesit di pasar, bukan pengurangan karena tekanan keuangan," ujar Finzer.