JAKARTA - Sebuah penelitian berjudul The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth menyebutkan bahwa industri teknologi finansial global masih menguat.
Vince Iswara, CEO & Co-Founder DANA Indonesia, sebagai salah satu panelis di konferensi pers The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth, di Davos, Swiss, mengatakan bahwa teknologi finansial telah banyak mengubah perilaku masyarakat, termasuk di Indonesia.
“Sejak dulu, masyarakat Indonesia selalu memanfaatkan uang tunai sebagai instrumen pembayaran. Setelah masuknya teknologi finansial, masyarakat mulai merasakan berbagai kemudahan mulai dari aspek kenyamanan bertransaksi digital hingga mengatur pengeluaran harian mereka,” kata Vince.
Tidak hanya masyarakat, kemudahan yang sama ternyata juga dirasakan oleh pelaku usaha, yang mulai masuk ke ekosistem ekonomi digital.
Dengan teknologi finansial, menurut Vince, para pelaku usaha dapat mengatur keuangan mereka dalam waktu yang singkat.
Lebih lanjut, Vince mengaku melihat tren pertumbuhan yang positif dari pemanfaatan teknologi finansial baik bagi individu maupun pelaku usaha. Bahkan, di tengah masa ketidakpastian seperti COVID-19, teknologi finansial mampu bertahan.
“Kami mencatat pertumbuhan transaksi DANA meningkat lebih dari 100 persen diikuti dengan meningkatnya jumlah UMKM mitra DANA Bisnis sebesar lebih dari 30 persen, jika dibandingkan dengan tahun lalu (YoY),” lanjutnya.
BACA JUGA:
Peningkatan pendapatan yang dirasakan oleh DANA ini nyatanya sejalan dengan pertumbuhan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia maupun industri tekfin global.
Di mana, pada November 2023, nilai transaksi Uang Elektronik (EU) meningkat 16,95 persen (YoY) mencapai Rp41,30 triliun.
Menurut Vince, ragam manfaat yang dirasakan oleh individu maupun pelaku usaha dengan hadirnya teknologi finansial, secara tidak langsung ikut memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai produk dan layanan keuangan digital.