Rocket Lab Terima Kontrak Senilai Rp7,9 Triliun untuk Bangun Konstelasi Satelit Militer AS
Ilustrasi konstelasi satelit militer dengan T2TL Beta (foto: dok. Northrop Grumman)

Bagikan:

 

JAKARTA – Pada Desember lalu, Rocket Lab diduga mendapatkan kontrak pembangunan satelit dari Badan Pengembangan Luar Angkasa (SDA), unit milik Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (USSF).

Dugaan ini muncul setelah Spacenews menemukan kontrak senilai 515 juta dolar AS (Rp7,9 triliun) dalam pengajuan peraturan di Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). Setelah hampir tiga minggu kontrak ini terungkap, SDA akhirnya mengakui bahwa mereka adalah pemberi kontrak.

Pada Senin, 8 Januari, SDA mengonfirmasi bahwa mereka meminta Rocket Lab untuk membuat dan mengoperasikan 18 satelit. Nantinya, seluruh satelit ini akan diluncurkan ke Proliferated Warfighter Space Architecture, jaringan satelit komunikasi militer di orbit rendah bumi.

Rocket Lab akan menjadi produsen satelit ketiga untuk Transport Layer Tranche 2 (T2TL) Beta. Rencananya, belasan satelit dengan radio frekuensi ultra tinggi (UHF) ini akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2027.

“Kami menyambut Rocket Lab sebagai anggota terbaru Tim SDA dan pemain ketiga kami dalam program T2TL-Beta,” kata Direktur SDA, Derek Tournear, dikutip VOI dari Spacenews.

Sebelum memberikan kontrak ke Rocket Lab, SDA memilih Lockheed Martin dan Northrop Grumman untuk memproduksi 72 satelit Beta. Nilai dari kontrak ini lebih tinggi dari kontrak Rocket Lab, yaitu mencapai 1,5 miliar dolar AS (Rp23,2 triliun).

Sementara itu, pihak Rocket Lab mengatakan bahwa mereka telah memulai era baru melalui kemitraan tersebut. Mereka berkomitmen untuk mengembangkan T2TL Beta dengan tim yang berpengalaman, teknologi yang canggih, hingga rantai pasokan yang kuat.

“Pendekatan akuisisi SDA mengutamakan kecepatan, kepastian jadwal, dan keterjangkauan untuk menghadirkan kemampuan luar angkasa generasi mendatang bagi negara ini. Kami telah membuktikan bahwa Rocket Lab mampu mewujudkan hal ini,” kata CEO Rocket Lab Peter Beck.

Belasan satelit ini akan dibangun di kompleks pengembangan dan manufaktur pesawat yang berada di Long Beach. Rocket Lab akan menggunakan fasilitas tersebut untuk merakit, menintegrasikan, serta menguji satelit buatan mereka.