Bagikan:

JAKARTA - Solana (SOL), salah satu cryptocurrency yang tengah naik daun, berhasil melampaui XRP dan menempati posisi kelima terbesar di pasar kripto. Hal ini berdasarkan data kapitalisasi pasar terkini per tanggal 20 Desember 2023 versi agregator pergerakan harga kripto, Coinmarketcap.

Solana memiliki kapitalisasi pasar sebesar 34,8 miliar dolar AS (Rp540,6 triliun). Sementara XRP, koin yang dikembangkan oleh Ripple, memiliki kapitalisasi pasar sebesar  33,3 miliar dolar AS  (Rp516,7 triliun).

Solana mampu mencapai posisi ini berkat kinerja harga yang mengesankan, sementara XRP relatif stagnan. Dalam 24 jam terakhir, Solana naik 12,08%, jauh di atas kenaikan rata-rata pasar sebesar 2,8%. Sedangkan XRP hanya naik 1,67%.

Pada saat penulisan, harga Solana adalah  81,45 dolar AS  (Rp 1,26 juta) per koin, sedangkan harga XRP adalah  0,62 dolar AS  (Rp 9.622) per koin. Perbedaan harga ini disebabkan oleh jumlah suplai masing-masing koin, yang tidak mempengaruhi kapitalisasi pasar.

Solana adalah cryptocurrency yang berfokus pada skalabilitas, kecepatan, dan biaya rendah. Solana mengklaim dapat memproses lebih dari 50.000 transaksi per detik dengan biaya kurang dari satu sen per transaksi. Solana juga mendukung berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApps) di bidang game, NFT, DeFi, dan lainnya.

Penyebab Kenaikan Harga Solana

Penyebab naiknya harga Solana masih belum jelas, meskipun tampaknya Solana telah mengalami pertumbuhan signifikan. Harga SOL secara bertahap naik setidaknya sejak Oktober, yang berarti bahwa peristiwa penting seperti peluncuran paket GameShift Solana, transfer aset FTX yang melibatkan token SOL, dan antusiasme seputar BONK memecoin berbasis Solana, turut mempengaruhi pergerakan harga SOL dalam beberapa bulan terakhir.

Aktivitas on-chain daripada acara publik mungkin juga berkontribusi pada pertumbuhan tersebut. Laporan terbaru menunjukkan, misalnya, bahwa bursa terdesentralisasi Solana baru-baru ini berhasil mengungguli pesaingnya yang berbasis Ethereum dalam hal volume perdagangan.

Tidak hanya itu, Solana baru-baru ini meraih kesuksesan dengan ponsel Saga-nya. Meskipun penjualan ponsel berbasis blockchain itu sempat anjlok, ponsel tersebut habis terjual di AS setelah meledaknya memecoin BONK berbasis Solana.

SOL juga mengalami kerugian mendadak pada November 2022 ketika FTX, yang sangat terkait dengannya, mengalami kebangkrutan. Meskipun demikian, peristiwa-peristiwa ini tidak menghentikan pertumbuhan SOL secara keseluruhan, tapi turut berdampak pada pergerakan harga SOL.