AKARTA – Rocket Lab, penyedia layanan peluncuran, tak pernah membuat target seperti SpaceX. Sejak tahun 2006, peluncuran Rocket Lab juga tidak sepadat perusahaan kedirgantaraan lainnya.
Namun, pada tahun ini, angka peluncuran Rocket Lab hampir mencapai dua digit untuk pertama kalinya. Hal ini merupakan kabar yang baik mengingat Rocket Lab merupakan salah satu perusahaan antariksa yang cukup dikenal di Amerika Serikat.
Dari data Space explored, Rocket Lab telah meluncurkan delapan roket peluncur Electron dan satu roket HASTE di sepanjang tahun ini. Sembilan peluncuran ini memiliki tingkat keberhasilan peluncuran 88 persen.
Dari total peluncuran ini, tiga roket diluncurkan dari Amerika Serikat (AS), sementara enam roket lainnya diluncurkan dari Selandia Baru. Total muatan yang telah dibawa sembilan roket ini mencapai 820 kilogram.
BACA JUGA:
Beberapa muatan yang telah diluncurkan oleh Rocket Lab adalah HawkEye 360 CubeSats, Capella 9 dan 10, BlackSky 18 dan 19, NASA TROPICS 3 sampai 6, SSO Rideshare, Capella Acadia 1 dan 2, serta QPS-SAR-5 atau TSUKUYOMI-I.
Rocket Lab juga pernah membawa muatan yang dirahasiakan dalam peluncuran HASTE pada 18 Juni lalu. Maka dari itu, total muatan 820 kilogram muatan ini belum termasuk dengan muatan yang dibawa oleh roket HASTE.
Seharusnya, Rocket Lab sudah berhasil meluncurkan roket hingga 10 kali pada tahun ini. Namun, peluncuran kedelapan Rocket Lab, yaitu saat membawa muatan Acadia 2, gagal karena sambungan listrik yang rusak dan kesalahan pada pengapian mesin.