Bagikan:

JAKARTA - Upaya Twitch dalam mengatur konten seksual rupanya tidak berjalan dengan baik. Pasalnya, beberapa streamer masih sulit menafsirkan kebijakan konten yang diterapkan di platform tersebut.

Para streamer yang sulit memahami kebijakan adalah tantangan bagi Twitch. Menurut mereka, kebijakan tidak akan berjalan dengan efektif bila para streamer tidak memahami apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan.

Maka dari itu, Twitch memutuskan untuk menyederhanakan kebijakan seputar konten seksual. Mereka menggabungkan dua kebijakan terpisah di Pedoman Komunitas, yaitu Konten Menjurus Secara Seksual dan Konten Seksual Vulgar, menjadi Kebijakan Konten Seksual.

“Selain memberikan kejelasan, pembaruan ini juga akan mengurangi risiko penegakan hukum yang tidak konsisten dan membuat kebijakan kami lebih sejalan dengan layanan media sosial lainnya,” kata Kepala Kepercayaan Pelanggan Twitch, Angela Hession, melalui rilis resmi.

Angela menjelaskan bahwa pihaknya telah mengubah beberapa aturan terkait Label Klasifikasi Konten (CCL). Mulai Kamis, 14 Desember, konten yang sengaja menonjolkan payudara, bokong, atau daerah panggul telah diizinkan selama streamer memiliki tanda CCL.

Aturan lain yang sekarang sudah diizinkan adalah karya fiksi yang menampilkan alat kelamin atau bokong wanita secara utuh, tulisan tubuh di payudara atau sekitar bokong, tarian erotis seperti striptis, dan tarian populer yang mengandung twerking, grinding, hingga pole dancing.

Sementara itu, konten gameplay yang menampilkan fokus ketelanjangan atau seks akan dilarang sepenuhnya. Namun, untuk game yang tidak mengutamakan ketelanjangan, pengguna harus menggunakan Label Klasifikasi Konten Game dengan Rating Dewasa.

“Kegagalan menggunakan Label Klasifikasi Konten secara akurat akan mengakibatkan peringatan dan CCL yang benar akan diterapkan oleh Twitch ke streaming. Jika Anda gagal menerapkan CCL yang benar berulang kali, CCL akan dikunci sementara pada streaming,” jelas Twitch.