JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan bahwa satu dari tiga komputer Voyager 1, pesawat antariksa tanpa awak, sedang mengalami masalah pada Sistem Data Penerbangan (FDS).
Seharusnya, komputer Voyager mampu menerima dan melaksanakan perintah dari Bumi, tetapi yang terjadi justru sebaliknnya. FDS tidak mampu berkomunikasi dengan subsistem penyelidikan bernama unit telekomunikasi (TMU).
Awalnya, TMU mentransmisikan pola satu dan nol secara berulang-ulang ke Voyager, tetapi mereka tidak mendapatkan timbal balik dari pesawat tersebut. Dari hasil pengiriman ini, TMU menduga bahwa FDS menjadi sumber masalah.
NASA mengatakan bahwa TMU masih mencoba mengirimkan pola hingga minggu lalu, hasilnya pun tetap sama. FDS masih menerima data yang dikirimkan TMU, tetapi perangkat itu tidak mengirimkan kembali data yang telah diproses.
Saat ini, para teknisi sedang berupaya memperbaiki FDS. Namun, prosesnya bisa cukup lama karena mereka harus mencari solusi dengan penyelidikan mendalam. Para teknisi harus membuka dokumen asli berusia puluhan tahun terkait sistem Voyager.
Selain adanya tantangan dalam penyelidikan masalah, uji coba ke FDS juga membutuhkan waktu yang sangat lama. Setiap kali TMU mengirimkan perintah, Voyager akan menerima datanya 22,5 jam kemudian karena jarak yang mencapai 24 miliar kilometer.
BACA JUGA:
Data yang dikirimkan kembali oleh Voyager juga memerlukan waktu yang sama. Oleh karena itu, para teknisi harus menunggu 45 jam hanya untuk mendapatkan respons. Padahal, respons ini sangat penting untuk mengetahui apakah Voyager mampu menerima perintah.
Sebagai informasi, Voyager 1 merupakan pesawat yang digunakan NASA untuk menjelajahi tata surya. Pesawat ini telah diluncurkan sejak 1977 dan saat ini sedang berada di ruang antarbintang, tepatnya di luar wilayah heliopause.
Misi Voyager 1 berbeda dari kembarannya, yaitu Voyager 2. Pesawat ini harus mengobservasi wilayah yang belum dipetakan dan membantu para ilmuwan dalam memahami sifat energi serta radiasi di ruang angkasa. Harapannya, temuan Voyager 1 bisa melindungi misi para astronaut.