JAKARTA – NASA sempat kehilangan Voyager 1, wahana antariksa yang ditugaskan untuk mengamati luar tata surya, pada Oktober lalu. Wahana ini muncul kembali, tetapi dengan radio yang mati puluhan tahun lalu.
Masalah ini pertama kali muncul pada 16 Oktober. Saat itu, lembaga antariksa AS itu memberikan perintah kepada Voyager 1 untuk menyalakan salah satu pemanasnya. Bukannya menanggapi, wahana ini justru menghilang dari jangkauan Bumi.
NASA menyadari bahwa Voyager 1 telah menghilang sekitar dua hari setelah tugas diberikan. Hal ini terjadi karena jarak antara Voyager 1 dan Bumi yang sangat jauh, yakni mencapai 25 miliar kilometer. Butuh waktu 46 jam untuk proses pengiriman dan penerimaan pesan.
Setelah melakukan pengamatan, Jaringan Luar Angkasa Dalam (DSN) berhasil mendeteksi kesalahan yang terjadi pada Voyager 1. Wahana ini sebenarnya menerima pesan dengan baik, tetapi proses pemanasan yang NASA perintahkan justru memicu kesalahan pada sistem.
Dilansir dari Sciencealert, sistem Voyager 1 akan mematikan sistem lain yang tidak penting secara otomatis untuk menghemat energi. Di saat sistem lain dimatikan, Voyager 1 pun mengurangi laju transmisi data dan mengubah sinyal X-band.
BACA JUGA:
Awalnya DSN berhasil terhubung dengan Voyager 1 dan keadaan tampak stabil, tetapi sinyal kembali terputus keesokan harinya. Kemungkinan besar, hal ini terjadi karena X-band mematikan sistem perlindungan kesalahan.
Jika hal ini terus terjadi, pemancar X-band bisa mati sepenuhnya dan Voyager 1 akan beralih ke pemancar S-band. Padahal, wahana antariksa ini sudah tidak pernah menggunakan pemancar S-band untuk terhubung ke Bumi sejak tahun 1981.
Untungnya, masalah ini berhasil teratasi setelah DSN terhubung kembali dengan Voyager 1. NASA juga telah mengirimkan perintah kembali pada 22 Oktober dan membiarkan X-band mati dalam beberapa waktu ke depan. Hingga saat ini, NASA masih mencari tahu bagaimana Voyager 1 bisa mengubah sinyal sistemnya ke pemancar yang mati puluhan tahun.