Bagikan:

JAKARTA - Rencana Microsoft untuk menyuntikkan dana sebesar 2,5 miliar poundsterling (Rp49,1 triliun) ke Britania Raya dalam tiga tahun ke depan, akan menjadi dasar pertumbuhan masa depan kecerdasan buatan (AI), kata pemerintah Inggris. Ini adalah investasi tunggal terbesar perusahaan ini di negara itu hingga saat ini.

Inggris, di mana ekonominya diprediksi akan lesu dalam beberapa tahun mendatang, mendorong investasi swasta untuk membantu mendanai infrastruktur baru, terutama di industri berkembang seperti AI.

Pendanaan ini, yang pertama kali diumumkan dalam pertemuan puncak yang diadakan oleh Perdana Menteri Rishi Sunak pada Senin, 27 November, akan lebih dari dua kali lipat jejak pusat data Microsoft di Britania Raya, menyediakan infrastruktur yang sangat penting untuk model AI baru.

"Pengumuman hari ini adalah titik balik untuk masa depan infrastruktur dan pengembangan AI di Inggris," kata Sunak dalam pernyataan pada Kamis, 30 November dikutip VOI dari Reuters.

Rencana Microsoft ini muncul meskipun komentar presidennya, Brad Smith, pada  April lalu yang menyatakan bahwa keputusan otoritas antimonopoli negara itu yang bertentangan dengan perusahaan AS tersebut dapat mengancam kepercayaan industri teknologi di Britania Raya.

Sejak itu, regulator Inggris memberikan lampu hijau untuk versi yang diubah dari akuisisi senilai 69 miliar dolar AS oleh Microsoft terhadap Activision Blizzard, menjadikan Britania Raya kembali di pihak Microsoft.

"Microsoft berkomitmen sebagai perusahaan untuk memastikan bahwa Inggris sebagai sebuah negara memiliki infrastruktur AI terkemuka dunia," kata Smith dalam pernyataan yang dirilis saat dia menjadi tuan rumah bagi Menteri Keuangan Jeremy Hunt di pusat data yang sedang dibangun di utara London.

Sebagai bagian dari kesepakatan yang diumumkan pada Kamis, Microsoft akan membawa lebih dari 20.000 Unit Pemrosesan Grafis paling canggih ke Britania Raya, teknologi yang kunci untuk pembelajaran mesin dan pengembangan AI.

Investasi ini termasuk rencana pelatihan untuk membantu memastikan warga Inggris memiliki keterampilan yang diperlukan untuk membangun dan bekerja dengan AI.